Keterangan foto: Kebijakan orang nomor satu di Bali itu terjadi setelah para pedagang menggerudug kantor Gubernur Bali, Selasa pagi (30/10)/MB

Denpasar, (Metrobali.com)  –

Sebanyak 17 pedagang di Pantai Mertasari Sanur yang terkena rencana akan dipindah (digusur, red) kini bisa bernafas lega. Pasalnya, Gubernur Koster memberikan tenggang waktu hingga 31 Desember 2018 untuk berjualan di lahan Pemprov yang telah disewa oleh PT Sanur Hasta Mitra.

Kebijakan orang nomor satu di Bali itu terjadi setelah para pedagang menggerudug kantor Gubernur Bali, Selasa pagi (30/10). Dimana kedatangan mereka untuk memohon kebijakan Gubernur Koster agar melindungi para pedagang yang notabene berasal dari berbagai kabupaten/kota se-Bali.

Sebelum bertemu Gubernur Koster, para pedagang yang menamakan diri mereka Kelompok Pedagang Ne Dauh Mercure terlebih dahulu diterima dan diarahkan untuk menunggu di ruang rapat Sekda Bali. Dan saat itu, berhembus isu kalau mereka akan diterima sekda saja. Konta hal tersebut membuat wajah para pedagang semakin cemberut.

Namun selang menunggu 30 menit, kabar baik pun berhembus. Ternyata, Gubernur asal Sembiran, Singaraja ini akan menemui 10 orang dari perwakilan mereka. Kendatipun demikian, wajah was-was pun masih terlihat dari sorot mata para pedagang itu. Apalagi saat mereka akan memasuki ruang  Sang Gubernur. “Mohon wartawan juga diajak untuk ikut pertemuan pak,” kata pedagang dengan nada sedikit khawatir.

Selang beberapa detik setelah mereka duduk, Gubernur Koster yang diharapkan ini pun muncul dan langsung menyalami para perwakilan pedagang. “Sehat pak?,” celetuk salah satu pedagang. Mendengar pertanyaan itu, Koster dengan sigap menjawab “O…. Sehat sekali,” jawab Koster sembari menyalami pedagang.

Para awak media yang juga ikut masuk pun diberikan kesempatan untuk mengabadikan moment pertemuan yang menguras hati tersebut, sebelum dipersilahkan keluar, karena pertemuan tersebut berlangsung tertutup.

Entah apa yang dibicarakan dalam pertemuan itu, yang jelas, media yang hadir di pagi ini, dibuat bertanya-tanya terkait kebijakan yang akan didapatkan oleh para pedagang tersebut. Dan selang kurang lebih 40 menit, para pedagang pun keluar dengan wajah yang agak lebih bersinar dari sebelumna. Mungkin, Gubernur Koster memberikan sedikit harapan, yang jelas awak media pada saat itu tidak mengetahu dengan pasti apa yang menjadi kebijakan orang nomor satu tersebut.

Setelah berada di luar Kantor Gubernur,  salah satu Sekretaris Kelompok, IB Sedana menjelaskan apa yang menjadi kebijakan gubernur. Yakni, pihaknya untuk sementara bisa bernafas lega. Karena Gubenur Koster bersedia membantu menjembatani para pedagang. “Penggusuran hari ini tidak ada sesuai dengan SP III. Bapak Gubernur tadi memberikan kami tenggang waktu untuk berjualan di sana hingga 31 Desember 2018,” ujarnya seraya mengatakan, Gubernur Koster berjanji akan mencarikan alternatif lain agar para pedagang bisa bertahan setelah dipindah.

Menariknya, di sela-sela wawancara dengan perwakilan pedagang tersebut, secara mengejutkan Gubernur Koster datang seraya mengatakan, dirinya mengambil alih persoalan tersebut. “Saya mengambil alih permasalahan ini,” tegas Koster.

Menurutnya, setelah dirinya mendegar keinginan para pedagang, pihaknya juga memberikan pemahaman, bahwa yang dilakukan pedagang tersebut salah. Namun, dari sisi kemanusiaan, juga tidak boleh melakukan orang secara tidak manusiawi. “Jadi dia minta waktu untuk perpindahan itu sampai dengan bulan Desember. Saya akan bicara dengan penyewa, dan minta batas waktu hingga bulan Desember untuk pemindahannya,” ujarnya seraya mengatkan, tidak ada kata penggusuran. Akan tetapi dipindahkan.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Koster juga mengarahkan para pedagang ini untuk membuat koperasi sesuai dengan bidang dan pengalaman yang dimiliki. Sehingga lebih mudah dalam mencari bantuan dana, karena sudah berbadan hukum. “Akan saya bantu dengan uang pribadi saya,” sebut Koster yang disambut dengan tepuk tangan pedagang.

Selain itu, lanjutnya, karena sudah berbadan hukum, pihaknya akan mencarikan akses dalam permodalannya dengan bunga yang serendah-rendahnya. “Itu yang saya akan lakukan. Bukan semata-mata pindahin orang begitu saja. Nanti kalau tidak makan kan bagaimana? Soal kehidupan orang ya harus kita pikirkan,” katanya.

Gubernur Koster juga menekankan kepada para pedagang agar tidak mudah terprovokasi setelah pertemuan ini. “Ini saya ambil alih, dan ini saya minta tidak ada provokasi dari pihak manapun juga, jadi saya tanggungjawab semua. Jangan ada provokator masuk ya,” tandasnya.

Editor: Hana Sutiawati