Foto: I Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha alias Gek Inda dipercaya memimpin lembaga ekonomi kreatif Badung bernama BEACH (Badung Economy Art Creative Hub).

Denpasar (Metrobali.com)-

Tokoh perempuan dan pengusaha perempuan Bali, I Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha yang akrab disapa Gek Inda dipercaya untuk memimpin upaya memajukan ekonomi kreatif di Badung melalui lembaga ekonomi kreatif Badung bernama BEACH (Badung Economy Art Creative Hub). Ia meyakini Badung bisa menjadi hub bagi tumbuhnya dan berkembangnya ekonomi kreatif di Bali.

“Kenapa kita bilang hub karena Badung adalah hub ekonomi bagi kabupaten/kota yang lain di Bali,” kata Gek Inda ini saat ditemui usai acara Silaturahmi & Diskusi Forum Kabupaten/Kota Kreatif se-Bali yang mengangkat tema “Akselerasi Pengembangan Ekonomi Kreatif Menuju Pembangunan Bali yang Inklusif dan Berkelanjutan” yang digelar Kamis malam (27/5/2021) di Kampus STMIK Primakara (Technopreneurship Campus), Jalan Tukad Badung No. 135 Denpasar.

Dalam konteks Badung bisa menjadi hub bagi tumbuhnya dan berkembang nya ekonomi kreatif di Bali, Gek Inda mencontohkan rata-rata produk-produk pelaku ekonomi kreatif di Bali dijual atau dipasarkan di Badung seperti kuliner, fashion hingga kerajinan tangan.

“Mallnya ada di Badung, airport di Badung, hotel-hotel banyak di Badung. Jadi kami cari nama juga yang kreatif yang berasosiasi dengan Badung jadi terbentukklah BEACH (Badung Economy Art Creative Hub) ini,” terang Gek Inda menuturkan pemilihan nama BEACH ini sebagai lembaga/organisasi yang akan menjadi motor penggerak ekonomi kreatif di Badung.

Kepengurusan BEACH ini rencananya baru akan dilantik dan dikukuhkan pada Rabu 2 Juni mendatang di Beach Walk Kuta, Badung yang direncanakan pula dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

“Kami sedang membentuk kepengurusan yang sangat kreatif, inovatif dan santai. BEACH rencananya akan dilantik dan dikukuhkan 2 Juni nanti, dilanjutkan dengan Talkshow dengan Bapak Bupati Badung dan direncanakan ada kunjungan dari Bapak Menteri Koperasi dan UKM” terang Gek Inda yang juga Anggota DPRD Badung ini.

“Kami juga akan tanda tangani MoU dengan Beach Walk untuk diberikan space pameran produk UMKM ekonomi kreatif. Kami ingin produktif dan ber-impact, berdampak nyata bagi kemajuan ekonomi kreatif di Badung,” sambung srikandi PDI Perjuangan ini.

Gek Inda menambahkan BEACH juga akan menjalin kerjasama, sinergi, kolaborasi dengan lembaga ekraf (ekonomi kreatif) di daerah lain di Bali. Pihaknya sudah sepakat untuk bergandengan tangan sebab industri kreatif seringkali produknya diproduksi di suatu kabupaten tapi dipasarkan di kabupaten lain.

“Jadi harus ada kolaborasi untuk bersama-sama memajukan ekonomi kreatif di Bali,” tegas tokoh perempuan asal Puri Carangsari, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung.

Untuk diketahui ekonomi kreatif adalah konsep bidang perekonomian di era ekonomi baru yang mengutamakan kreativitas dan informasi. Konsep ini mengedepankan sumber daya manusia yang memiliki ide dan pengetahuan yang digunakan sebagai faktor utama dalam produksi.

Intinya, sektor ini mengedepankan kreativitas, pengetahuan, dan gagasan dari manusia sebagai aset untuk membuat perekonomian bergerak maju.

Saat ini ada sebanyak 17 subsektor dalam ekonomi kreatif antara lain:1. Aplikasi; 2. Arsitektur; 3. Desain Interior; 4. Desain Komunikasi Visual (DKV); 5. Desain Produk; 6. Fashion; 7. Film Animasi dan Video; 8. Fotografi; 9. Kerajinan Tangan (Kriya); 10. Kuliner; 11. Musik; 12. Penerbitan; 13. Pengembangan Permainan; 14. Periklanan; 15. Seni Pertunjukkan; 16. Seni Rupa dan; 17. TV dan Radio.

Sejauh ini secara nasional, pertumbuhan sektor ini meningkat hingga 5,76% dibandingkan sektor pertambangan dan penggalian, listrik, pertanian, dan sektor lainnya. Data dari Focus Economy Outlook 2020 menunjukkan, sektor ekonomi kreatif tanah air menyumbang Rp1.100 triliun terhadap pendapatan negara sepanjang 2020.

Hal itu menunjukkan bukti nyata bahwa sektor ini mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19. Salah satu sektor yang paling mekar adalah perusahaan rintisan digital dengan sejumlah produk kreatifnya.

Dari segi sumbangsih sektor ekonomi kreatif terhadap PDB, Indonesia bahkan berada di urutan ketiga dunia setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan. Sebanyak tiga dari 17 subsektor ekonomi kreatif bahkan menjadi penyumbang terbesar struktur PDB dan ekspor.

Namun ada tiga subsektor yang berkontribusi paling besar yakni fesyen, kuliner, dan kriya. Peringkat pertama ditempati subsektor kuliner dengan perolehan terbesar, yakni 41%, fesyen berkontribusi 17%, dan kriya 14,9%.

Selain tiga subsektor unggulan itu, Indonesia kini juga berhasil dalam bidang e-commerce. Sebanyak 52% transaksi e-commerce di kawasan Asia Tenggara sepanjang 2020 berasal dari Indonesia. Nilai transaksinya bahkan mencapai lebih dari Rp172 triliun atau US$12,2 miliar.  (wid)