Pilkada Serentak Bali, Golkar di Garda Terdepan Kawal Demokrasi, SGK Pastikan Tidak Ada Lawan Kotak Kosong!
Foto: Ketua DPD Partai Golkar Bali Dr. Nyoman Sugawa Korry.
Denpasar
Partai Golkar Bali, di bawah kepemimpinan Ketua DPD Partai Golkar Bali Dr. Nyoman Sugawa Korry, menegaskan komitmennya untuk mengawal perhelatan Pilkada Serentak di Bali. Bersama dengan mitra koalisinya, yaitu Partai Gerindra, Demokrat, PSI, dan NasDem, Golkar bertekad melahirkan calon pemimpin terbaik untuk Bali.
Dalam pertemuan kekeluargaan yang berlangsung di kawasan Renon, Denpasar pada Selasa, 14 Mei 2024, lima partai tersebut sepakat untuk solid bersatu melawan calon-calon dari partai penguasa di Bali saat ini yakni PDI Perjuangan. Sugawa Korry menekankan pentingnya menjaga keberlangsungan demokrasi dengan mencegah adanya calon tunggal yang melawan kotak kosong di Pilkada Serentak nanti.
“Kami di Partai Golkar Bali tidak ingin ada calon tunggal di Pilkada. Melawan kotak kosong bukanlah pilihan demokratis yang sehat. Kami berkomitmen mengawal dan menyelamatkan demokrasi di Bali dengan memastikan setiap pemilihan diikuti oleh calon-calon terbaik dari putra putri Bali,” tegas Sugawa Korry yang akrab disapa SGK ini saat ditemui di Kantor DPD Partai Golkar Bali, Rabu 15 Mei 2024 didampingi sejumlah pengurus membahas situasi politik terkini pasca komitmen koalisi lima parpol.
Yang jelas Partai Golkar bersama partai koalisi berkomitmen penuh menjaga pesta demokrasi Pilkada Serentak di Bali berjalan dengan baik, dengan sehat, dengan tidak ada calon tunggal yang melawan kotak kosong. Karena itu Sugawa Korry kembali menegaskan, Partai Golkar Bali berkomitmen penuh berada di garda terdepan memastikan tidak ada kotak kosong di Pilkada Serentak 2024 di Bali.
“Harapan dari Partai Golkar, jangan sampai ada melawan kotak kosong, satupun tidak boleh ada, baik untuk Pilgub Bali maupun Pilkada di Kabupaten/Kota,” tegas politisi Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng yang juga digadang-gadang sebagai Bakal Calon Bupati Kabupaten Buleleng untuk Pilkada Buleleng.
Dampak Negatif Calon Tunggal Melawan Kotak Kosong
Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali periode 2019-2024 ini mengungkapkan kehadiran calon tunggal yang melawan kotak kosong dalam Pilkada Serentak dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan politik dan sosial di Bali.
Pertama, ini akan mengurangi kualitas demokrasi. Demokrasi yang sehat membutuhkan kompetisi, debat, dan pilihan bagi rakyat. Tanpa itu, proses demokrasi hanya menjadi formalitas belaka.
Selain itu, calon tunggal bisa mengurangi akuntabilitas pemerintahan. Tanpa pesaing yang nyata, calon tunggal tidak akan merasa terdorong untuk memberikan program terbaik atau bertanggung jawab sepenuhnya kepada masyarakat. Ini bisa berujung pada pemerintahan yang kurang transparan dan tidak responsif terhadap kebutuhan rakyat.
Dampak lainnya adalah melemahnya partisipasi politik masyarakat. Jika pemilih merasa bahwa hasil sudah ditentukan sebelumnya, mereka mungkin merasa apatis dan tidak termotivasi untuk menggunakan hak pilih mereka. Ini berpotensi mengurangi partisipasi politik dan melemahkan semangat demokrasi di akar rumput.
Golkar Bawa Kapal Demokrasi Menuju Pelabuhan Kesejahteraan
Komitmen Partai Golkar Bali dalam mengawal demokrasi ibarat cahaya fajar yang menerangi gelapnya malam, memberikan harapan dan semangat baru bagi rakyat Bali. Golkar, bersama koalisinya, tidak hanya sekadar berkompetisi dalam Pilkada, tetapi juga berperan sebagai penjaga demokrasi, memastikan setiap suara didengar dan setiap hak dihormati.
Dengan mengarahkan kapal demokrasi menuju pelabuhan kesejahteraan, Golkar dan koalisinya bertekad melahirkan pemimpin yang mampu membawa Bali maju. Seperti embun pagi yang menyegarkan bumi, Golkar ingin memastikan setiap pemimpin yang terpilih membawa harapan baru dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Bali.
Di bawah kepemimpinan Sugawa Korry yang dikenal sebagai sosok perpanduan politisi brilian dan akademisi jenius, Golkar berjanji untuk terus bekerja keras, berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat, dan menjaga agar demokrasi di Bali tetap hidup dan berkembang. Sebab, demokrasi yang sehat adalah fondasi bagi masa depan yang cerah dan sejahtera bagi Pulau Dewata. (wid)