Denpasar (Metrobali.com) –

 

Calon Gubernur Bali, I Wayan Koster, menyampaikan bahwa mengikuti arahan pemerintah pusat adalah langkah yang baik bagi kemajuan daerah. Hal ini ia ungkapkan dalam konteks upaya menciptakan sinergi antara Bali dan kebijakan nasional.

I Wayan Koster, yang kembali diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP) dalam Pilkada Bali 2024, berpasangan dengan calon Wakil Gubernur I Nyoman Giri Prasta.

Koster sebelumnya, menjabat sebagai Gubernur Bali pada periode 2018-2023 dan dikenal sebagai tokoh politik yang berpengalaman.

Isu mengenai ‘kawin paksa’ sempat ramai diberitakan terkait pencalonan mereka, terutama karena sebelumnya santer terdengar bahwa Giri Prasta yang merupakan Bupati Badung akan maju sebagai calon Gubernur Bali dari PDIP.

Banyak pihak menganggap keputusan PDIP untuk memasangkan Giri Prasta sebagai calon Wakil Gubernur dengan Koster adalah hasil kompromi politik.

Namun, Koster dengan tegas membantah anggapan ini. Menurutnya, Giri Prasta adalah sosok yang penuh dengan komitmen, dan ia yakin bahwa kolaborasi antara mereka mampu memberikan yang terbaik untuk Bali.

Terkait kebijakan pemerintah pusat, Koster menekankan pentingnya keselarasan antara pemerintah daerah dan pusat dalam memajukan wilayah dengan beragam karakteristik dan potensinya.

“Meskipun Prabowo bukan dari partai yang sama, sebagai presiden, ia memiliki kewenangan untuk mengarahkan kepala daerah di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan tanpa memandang latar belakang partai politik,” ujar Koster, Jumat 13 September 2024.

Menurut Koster, alokasi dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk daerah sudah diatur melalui undang-undang.

Program-program nasional seperti pembangunan infrastruktur, termasuk jalan tol dan pelabuhan di Bali, adalah contoh bagaimana pemerintah pusat dan daerah bekerja sama.

Lebih lanjut, Koster menambahkan bahwa jika ia terpilih, fokus utamanya adalah memaksimalkan potensi daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah.

Selain itu, program-program dari pemerintah pusat akan terus diupayakan untuk dapat diimplementasikan di Bali, demi kemajuan yang merata di seluruh wilayah.

Terkait strategi kampanye, Koster menjelaskan bahwa mereka telah memetakan wilayah-wilayah yang akan dikunjungi.

“Kami menggunakan strategi berbasis wilayah dengan 716 titik kunjungan. Dengan waktu yang terbatas, kami harus membagi tugas untuk menjangkau masyarakat secara maksimal,” tambahnya.

Koster juga menyebutkan rencana pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto sebagai bentuk sinergi nasional yang dapat membawa angin segar bagi perkembangan politik Indonesia.

(Jurnalis : Tri Widiyanti)