ilustrasi-peternakan-ayamDenpasar (Metrobali.com)-
Subsektor peternakan dalam membentuk nilai tukar petani (NTP) di Bali sebesar 115,98 persen pada bulan Agustus 2016, meningkat 1,24 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatar 114,56 persen.

“Subsektor peternakan terdiri atas usaha ternak besar, kecil, unggas dan hasil ternak lainnya andilnya meningkat cukup signifikan,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Kamis (8/9).

Ia mengatakan, secara umum kenaikan subsektor peternakan tersebut disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (lt) yang naik sebesar 1,35 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (lb) naik sebesar 0,11 persen.

Terjadinya kenaikan indeks harga yang diterima petani dipicu oleh semakin baiknya harga ternak besar hingga 2,13 persen, ternak kecil meningkat 0,24 persen dan unggas juga naik 1,06 persen.

Adi Nugroho menambahkan, sebaliknya kelompok hasil ternak mengalami penurunan sebesar 0,96 persen. Secara umum sejumlah komoditas peternakan yang mendorong kenaikan indeks harga yang diterima petani antara lain sapi potong, ayam ras pedaging, babi, itik dan kambing.

Pada sisi lain kenaikan indeks harga yang dibayar petani dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,28 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,06 persen.

Adi Nugroho menambahkan, subsektor peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali yang terdiri atas dua subsektor mengalami kenaikan dan tiga subsektor mengalami penurunan.

Kedua subsektor yang mengalami kenaikan selain subsektor peternakan juga subsektor tanaman pangan sebesar 0,66 persen.

Sedangkan tiga subsektor yang mengalami penurunan meliputi subsektor hortikultura 0,82 persen, tanaman perkebunan rakyat 1,53 persen dan subsektor perikanan 0,94 persen, ujar Adi Nugroho. Sumber : Antara