Ket poto  : Nyoman Sukeni Direktur Perumda Tribuana Jembrana

Jembrana (Metrobali.com)

 

Pretasi gemilang diraih dua perusahaan milik daerah Kabupaten Jembrana. Di tahun 2024, Perumda Tribuana mampu meraup keutungan hingga Rp 250 juta lebih. Sedangkan keuntungan yang diraih PDAM Tirta Amerta Jati Jembrana mencapai Rp.1,1 miliar lebih.

Direktur Perumda Tribuana Jembrana Nyoman Sukeni mengatakan, bahwa di tahun 2024 Perumda Tribuana Jembrana berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp 257 juta lebih.
“Ini sudah melalui hasil audit. Pajak juga sudah dibayarkan. Usaha yang menjadi andalan kita sektor pangan,” ujar Sukeni, Rabu (19/2/2025).

Keuntungan di tahun 2024 disebutnya ada peningkatan jika dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp 150 juta lebih. “Dalam kurun setahun ini (tahun 2024) kami juga sudah menyelesaikan kewajiban membayar pajak ke daerah sebesar Rp 57 Juta,” terangnya.

Untuk tahun 2025 ini, ia menargetkan keuntungan yang lebih besar dan tentunya akan bekerja lebih optimal memanfaatkan peluang bisnis yang ada. “Sebenarnya banyak peluang usaha yang bisa kita kembangkan. Ini.tentunya berpotensi untuk memproleh keuntungan,” imbuhnya.

Peluang usaha yang bisa dikelola Perumda Jembrana seperti aset-aset daerah yang disewakan ke pihak lain, kemudian Sentra Tenun, pabrik coklat mengingat Perumda juga merupakan bentukan dari pemerintah daerah. “Kami sudah mengajukan permohonan ke pemerintah daerah untuk mengelolanya sehingga sektor usaha Perumda bisa bertambah,” ujarnya.

Pihaknya dalam waktu dekat akan menambah SDM melalui perekrutan pegawai sehingga bisa lebih maksimal dalam menjalankan usaha. “Prioritas kita dibagian manager keuangan karena sampai saat ini kita belum memiliki manager keuangan. Selama ini kami hanya berempat,” tandasnya.

Sementara itu Direktur PDAM Tirta Amerta Jati Jembrana I Gede Puriawan mengatakan di tahun buku 2024 PDAM Tirta Amertha Jati Jembrana berhasil meraup untung Rp 1,1 miliar lebih.

Keuntungan ini menurutnya berkat arahan Bapak Bupati dan langkah efisiensi yang telah diterapkan. Salah satunya tidak merekrut karyawan baru dan memaksimalkan penagihan dan menambah pelanggan non-rumah tangga.
“Keuntungan ini kami dapatkan dari penjualan air dan pendapatan non-air. Tapi ini masih bruto, belum termasuk pajak dan audit,” ujar Puriawan.

Ia menegaskan PDAM juga melakukan penghematan pengeluaran di berbagai sektor agar laba semakin optimal. “Kami terus berbenah dan meningkatkan pelayanan untuk masyarakat Jembrana,” ujarnya.

Puriawan juga memastikan bahwa tahun ini tidak ada kenaikan tarif pelanggan. Dan tarif masih mengikuti Peraturan Bupati (Perbub) Nomor 40 Tahun 2019. Sedangkan untuk mengantisipasi kebocoran dilakukan penggantian water meter. “Setiap tahun kami mengganti sekitar 2.000 water meter dengan anggaran Rp 700 juta. Sebelumnya banyak water meter rusak dan tidak berfungsi sehingga pelanggan hanya dikenai biaya beban saja,” ungkapnya. (Komang Tole)