Porto Alegre, Brazil, (Metrobali.com) –

Seringnya pertanyaan soal apakah para pemain berpuasa menjelang pertandingan menghadapi Jerman membuat gerah pelatih Aljazair Vahid Halilhodzic, Minggu (Senin WIB).

Aljazair akan berhadapan dengan Jerman di babak 16 besar di Porto Alegre, Senin, tapi pertanyaan yang berulang-ulang apakah pemain berpuasa selama bulan Ramadhan bagi pemain yang beragama Islam, membuat Halilhodzic merasa tidak nyaman.

“Berhentilah bertanya soal Ramadhan, atau saya akan pergi,” kata pelatih kelahiran Bosnia itu. Di Brazil, bulan puasa dimulai pada Sabtu (Minggu WIB).

“Jika Anda terus bertanya soal itu, berarti Anda kurang menghargai dan saya ingin Anda lebih fokus pada sepak bola, bukan soal lain,” katanya.

“Ini bukan pertama kali bagi saya melatih tim dengan pemain Muslim, saya juga seorang Muslim. Saya memberi kebebasan kepada pemain untuk memutuskan pilihan mereka,” katanya.

Pelatih berusia 61 tahun itu sempat mendapat kecaman dari media Aljazair karena ia dianggap menganjurkan pemain untuk tidak berpuasa selama di Piala Dunia.

“Saya sudah membaca beberapa surat kabar dan ada yang selalu merusak citra saya dan mempertanyakan kehormatan dan integritas saya,” katanya.

Pertandingan menghadapi Jerman yang akan berlangsung di Stadion Beira-Rio itu juga sering dihubung-hubungkan dengan peristiwa 30 tahun lalu, saat berlangsungnya Piala Dunia 1982 di Spanyol.

Ketika itu, Aljazair yang secara mengejutkan mengalahkan Jerman Barat 2-1, secara menyakitkan harus tersingkir karena Jerman kemudian bermain aman dengan hanya menang 1-0 atas Austria.

“Tidak satu pun bisa melupakan apa yang terjadi pada 1982. Pemain akan termotivasi untuk balas dendam. Tapi Jerman tentu akan melakukan apa saja untuk lolos ke babak perempat-final,” kata Halilhodzic.

Sebaliknya, pelatih Jerman Joachim Loew menyatakan keheranannya dengan pertanyaan seputar peristiwa yang sudah berlangsung 30 tahun lalu itu.

“Saya tidak mengerti mengenai pertanyaan soal balas dendam karena saat peristiwa itu terjadi, para pemain pun belum belum lahir,” katanya.

Aljazair membuat sejarah lolos ke babak 16 besar setelah pada pertandingan terakhir babak penyisihan menahan Rusia 1-1.

Menurut Halilhodzic, timnya bermimpi untuk meneruskan langkah lebih jauh dengan meloloskan diri ke babak perempat-final untuk menghadapi pemenang antara Perancis atau Nigeria di Rio de Janeiro.

“Kami akan bermain tanpa beban menghadapi Jerman. Kami sudah menikmati saat-saat menyenangkan dan ingin meneruskannya. Kami ingin ke Rio, setidaknya berkunjung ke pantai Copacabana,” katanya menambahkan.

(Ant) –