MOBIL PERTAMINA

Jakarta (Metrobali.com)-
PT Pertamina (Persero) mengatakan pihaknya akan mewaspadai konsumsi tertinggi bahan bakar minyak (BBM) pada puncak arus mudik yakni H-1 dan H-2 Idul Fitri 1436 Hijriah dapat mencapai 40 persen di atas konsumsi normal secara nasional.

“Yang diwaspadai itu konsumsi pada puncak 40 persen di atas konsumsi normal secara nasional biasanya H-1 dan H-2 Lebaran,” kata Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Ahmad Bambang dalam acara buka bersama dan paparan kesiapan Pertamina jelang Idul Fitri 1436 Hijriah di Jakarta, Jumat malam.

Ia mengatakan pada puncak arus mudik, kebutuhan BBM diperkirakan dapat meningkat tajam rata-rata 40 persen dari konsumsi normal secara nasional sedangkan konsumsi BBM di Jawa dapat mencapai 80-100 persen.

Sebelumnya, Pertamina memproyeksikan pemakaian premium selama masa H-15 hingga H+15 Lebaran 2015 naik dengan besaran masing-masing premium naik 18 persen dari rata-rata harian normal 76.258 kiloliter menjadi 89.817 kiloliter.

Ia mengatakan estimasi Pertamina terkait konsumsi premium adalah rata-rata 82 ribu kiloliter per hari dengan konsumsi tertinggi arus mudik (H-1) sebanyak 106,3 ribu kiloliter dan konsumsi tertinggi arus balik (H+3) sebanyak 100,9 ribu kiloliter.

Sementara, solar bersubsidi pada periode yang sama tersebut diperkirakan turun 11 persen dari rata-rata harian normal 37.228 kiloliter menjadi 33.250 kiloliter.

Untuk itu, ia mengatakan pihaknya akan mengantisipasi dengan menambah mobil tangki yang berisikan BBM melalui penggunaan mobil tangki yang biasa digunakan untuk pengisian BBM untuk industri.

“Industri itu H-5 dan H+5 libur sehingga mobil biru itu dipakai,” tuturnya.

Selain itu, ia mengatakan Pertamina juga akan melakukan pengisian BBM secara fleksibel untuk mengoptimalkan pengisian BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

“Sementara arus macet, mobilnya kita tambah dari Jakarta dan industri, sopir nambah, jam operasinya 24 jam, kalau jalannya macet bagaimana? Ini dikendalikan langsung lewat SPBU, itu disuplai dari depot mana yang jalannya tidak macet,” katanya.

Ia mengatakan pengisian BBM oleh mobil tangki dapat saja berbeda dari biasanya demi kelancaran pengisian.

“Ini contra flow (arus berlawanan), kalau arus macet ke timur jadi menyuplainya dari timur ke barat, kalau arusnya macetnya ke arah barat mencobanya dari barat ke timur,” ujarnya.

Ia mengatakan titik konsumsi BBM paling tinggi berada di Jalan Pantura, sekitar Tegal hingga ke Semarang dan Yogyakarta.

Selain itu, ia mengatakan realisasi penyaluran BBM semester pertama 2015, yakni realisasi penyaluran premium penugasan (premium yang disalurkan di wilayah luar Pulau Jawa dan Bali) sebanyak 5,95 juta kiloliter pada semester pertama tahun ini dari kuota 2015 sebanyak 13,6 juta kiloliter.

Realisasi penyaluran solar PSO pada semester pertama 2015 sebanyak 6,86 juta kiloliter dari kuota 2015 sebanyak 16,425 juta kiloliter.

Sementara itu, realisasi penyaluran minyak tanah PSO pada semester pertama 2015 sebanyak 0,37 juta kiloliter dari kuota 2015 sebanyak 0,85 juta kiloliter.

Kemudian, Ahmad juga mengatakan realisasi penyaluran elpiji (LPG) 3 kilogram pada semester pertama 2015 mencapai 2.690 juta metrik 2015 dari kuota pada 2015 sebanyak 5.776 juta metrik ton.

Sisa semester I digunakan termsuk untuk konversi di provinsi Sumatra Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan sebagian kecil Sulawesi Utara dengan total konversi 2015 sebanyak 1,2 juta paket konversi. AN-MB