Pertamina Geothermal Energi optimalkan 1 GW panas bumi dalam dua tahun
Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Unit 5 di Garut, Jawa Barat yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energi Tbk. ANTARA/Faisal Yunianto
Jakarta, (Metrobali.com)
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energi Tbk (PGE) Julfi Hadi menyampaikan perseroan akan mengoptimalkan potensi panas bumi yang ada di Indonesia sebesar 1 Giga Watt (GW) dalam jangka dua tahun ke depan.
“Saat ini, PGE sudah mengidentifikasi potensi kapasitas terpasang tambahan dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) existing. Inilah sebabnya 1 GW menjadi immediate goal (tujuan jangka pendek) PGE yang akan dicapai dalam dua tahun ke depan,” ujar Julfi dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Julfi menjelaskan terdapat beberapa langkah yang akan dilakukan PGE untuk memanfaatkan peluang komersialisasi energi panas bumi, diantaranya perseroan melakukan utilisasi uap dan brine (selain untuk listrik) untuk berbagai keperluan masyarakat, diantaranya geowisata dan pemanasan langsung (direct heating).
Kemudian, perseroan juga memiliki rencana komersialisasi green hydrogen dan green methanol untuk Pembangkit Listrik Siklus Biner (Binary Cycle Power Plants), yang mana perseroan sedang meneliti potensi ekstraksi silika dari proses pengolahan brine berlebih untuk produk bernilai tambah seperti semikonduktor dan gelas.
“Selain itu, kami juga meningkatkan interkoneksi antara lokasi produksi geothermal dan Secondary Product di Pulau Sumatera,” ujar Julfi dalam sesi Discussion on the Dispatchable Renewable Energy Development in Indonesia: Geothermal pada acara EBTKE ConEx 2023.
Sebagai world class green energy company, lanjut Julfi, ke depan PGE berkomitmen untuk terus memaksimalkan potensi panas bumi di Indonesia, serta mendukung pemerintah dalam agenda dekarbonisasi nasional dan global untuk menunjang Indonesia Net Zero Emission (NZE) 2060.
Dia melanjutkan, perseroan akan mengoptimalkan sumur geothermal dengan suhu rendah agar bisa menghasilkan listrik, dengan menggunakan teknologi binary dan ESP (Electrical Submersible Pump) pada Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP).
Dalam kesempatan sama, Managing Director and Partner Boston Consulting Group Marko Lackovic mengatakan Indonesia memiliki peluang geotermal yang besar, dikarenakan letak geografisnya sebagai ring of fire.
Sementara itu, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Harris mengatakan secara umum pengembangan panas bumi sangat didukung oleh pemerintah.
Sebagai informasi, anak usaha PT Pertamina (Persero) ini membukukan laba bersih senilai 46,96 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada kuartal I- 2023, atau naik 49,31 persen year on year (yoy), dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 31,45 juta dolar AS.
Kenaikan laba bersih tersebut, ditopang oleh pendapatan yang mencapai 102,61 juta dolar AS, atau naik 18,96 persen (yoy), dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 86,25 juta dolar AS.
Sumber : Antara