Denpasar (Metrobali.com)-

Kongres ke lima partai ini yang berlangsung di Ancol Jakarta Utara, sebelum ditutup, Minggu, 26 Mei 2024 dibacakan pernyataan politik oleh Ketua DPP Partai Puan Maharani. Pernyataan politik ini, mengandung pesan moral politik , pernyataan moralitas politik yang ditunggu publik, pasca Pilpres dan Pileg yang sarat dengan kontroversi.
Menyebut beberapa pernyataan moralitas politik ydm., pertama, “kebenaran pada akhirnya akan menang” -Satyam Eva Jayate-, dalam “silang sengkarut” Pemilu, kegelapan demokrasi dan demokrasi yang mengalami kemunduran -democracy set back-. Motto yang menggambarkan “keimanan” politik kebangsaan dari partai ini, untuk memegang teguh, nilai: kebangsaan, demokrasi, reformasi yang merupakan bagian penting dalam perjalanan sejarah negeri ini. Kedua, kritik keras dari partai ini terhadap Pemilu yang kumuh dengan pelanggaran TSM, dengan mengambil posisi di luar pemerintahan, memberikan sebersit harapan ke publik, bahwa demokrasi tidak akan mati ke depan. Ketiga, komitmentnya tentang ketahanan nasional -national resilency- dalam tantangan politik dalam negeri dalam bayang-bayang otoritarianisme, lanskap politik global yang fragile, tekanan terhadap krisis: pangan, energi, iklim yang akut, membuat wacana kebangsaan dalam perspektif global tetap “bersinar”, tidak ditutupi “kabut” gelap kepentingan bercokol ekstrem untuk kepentingan kekuasaan sempit, yang menggambarkan kemaruk kekuasaan, lengkap dengan proses pembodohannya. Keempat, (dengan menahan nada isak) Puan Maharani, menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat, jika ada kader partainya dalam mengemban tugas tidak menjalankan amanat partai, menjadi “biang kerok” kekisruhan politik, yang membuat demokrasi dalam kegelapan, spirit reformasi nyaris sirna, terjadi titik balik dalam perjalanan bangsa ini.
Pernyataan moral politik yang mencerahkan, akan membersitkan harapan buat rakyat, dan juga “metaksu”, jika kader partai ini yang ada di kekuasaan, eksekutif, legislatif, taat azas dengan pernyataan moralitas di atas, -satunya kata dengan perbuatan- SATYA WACANA.

Penulis : I Gde Sudibya, ekonom, pengamat ekonomi politik.