kosmetik bali Ilustrasi

Jakarta (Metrobali.com)-

Permintaan ekspor untuk produk kosmetik tradisional Usaha Kecil Menengah (UKM) Bali cukup tinggi sehingga memiliki potensi untuk berkembang di pasar global.

“UKM kosmetik dan jamu tradisional Bali sangat berpotensi untuk berkembang karena digemari oleh orang asing,” kata I Made Sabar, salah satu pelaku UKM Bali yang mengikuti Pameran Industri Kosmetik dan Jamu Kementerian Perindustrian 2014 di Jakarta, Kamis (28/8).

Ia mengatakan produk tradisional Bali terutama produk herbal, banyak mendapatkan peluang untuk ekspor, namun kurang optimal karena masih minim bantuan dari pemerintah, katanya.

Made mengatakan produk kosmetik Bali, seperti sabun tradisional, sudah diekspor ke Jepang dan Australia.

“Angka ekspornya tergantung permintaan, untuk produk sabun biasanya memiliki nilai 10-15 juta rupiah sekali kirim,” katanya.

Peserta pameran lain, Gede Supuja, mengaku apresiatif terhadap pameran tersebut dan berharap mempunyai dampak positif pada pengembangan usaha kecil dan menengah nasional.

“Kendala utama usaha seperti kami adalah masalah perizinan produk,” ujarnya.

Mengenai pemilihan produk Bali sebagai peserta pameran, koordinator pameran tersebut, Sumarsono mengatakan bahwa itu merupakan keputusan hasil seleksi internal panitia pameran Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

“Kami menyeleksi peserta pameran dari seluruh provinsi, dan kami melihat produk kosmetik dan jamu dari Bali yang paling potensial,” kata Sumarsono.

Disperindag Bali, menurutnya, telah banyak melakukan pameran produk di luar negeri, salah satunya Australia, dan mendapatkan apresiasi yang baik.

Pameran yang berlangsung 26-29 Agustus tersebut diikuti oleh 38 perusahaan yang terdiri dari 28 perusahaan kosmetik, 10 perusahaan jamu dan Disperindag Bali. AN-MB