Tabanan (Metrobali.com)

 

Sejatinya dengan menghayati agama melalui cinta kita bisa mudah bersosialisasi tanpa merasa khawatir kita akan terhasut atau bahkan ikut agama mereka. Sebab diyakini cinta kasih terhadap sesama itu universal, artinya cinta tidak diperuntukkan saudara seiman kita saja. Berkenaan dengan hal tersebut tercetuslah ide untuk mewadahi para akademisi terutama para Doktor lulusan Ilmu agama untuk menyatukan visinya dalam bingkai NKRI. Diyakini, dengan menghayati agama melalui cinta kita bisa mudah bersosialisasi tanpa merasa khawatir kita akan terhasut atau bahkan ikut agama mereka. Sebab diyakini cinta kasih terhadap sesama itu universal, artinya cinta tidak diperuntukkan saudara seiman kita saja. Berkenaan dengan hal tersebut tercetuslah ide untuk mewadahi para akademisi terutama para Doktor lulusan Ilmu agama untuk menyatukan visinya dalam bingkai NKRI melalui Ikatan para Doktor Ilmu Agama se-Indonesia.

Hal itu diungkapkan oleh Dr.Drs. I Nyoman Sarjana, M.Ikom dan Dr. Idabagus Candrawan M. Ag saat beraudiensi dengan Direktur Politeknik Internasional Bali (PIB), Prof. Dr. Ir. Anastasia Sulistyawati, MS., MM., M.Mis., D.Th., Ph.D. yang juga Owner PIB di Kampus PIB di Jl Pantai Nyanyi, Tabanan (3/11/2021).

Kunjungan silaturahmi antara sesama alumni Doktoral Ilmu agama IHDN Denpasar tersebut terangkai dengan suasana akrab dan penuh kekeluargaan. Nyoman Sarjana memberikan apresiasi rasa salut dan bangga dengan ketokohan Prof Sulis, “Meskipun begitu sukses dibidang finansial dan di dunia pendidikan terlihat beliau penuh dengan kesederhanaan dan low profile bahkan sangat antusias dengan inisiasi ini,” tambahnya.

“Kami memandang perlu adanya dialog atau komunikasi antar agama ini berdasarkan disiplin ilmu dari para akademisi tersebut yang tentunya dengan merangkul agama-agama yang selalu menebarkan kedamaian dan kerukunan antar umat beragama dan inisiatif itu dimulai dari Bali,” tutur I Nyoman Sarjana.

Karena menurutnya, Agama itu sumber cinta, tak harus sama tapi saling menjaga. Agama itu sumber kedamaian, perbedaan tak menjadi sumber permusuhan. Dan Komunitas Ikatan Doktor ilmu Agama nantinya menjadi pelengkap sarana diskusi beberapa organisasi yang sudah ada seperti komunitas perdamaian dan lintas agama, seperti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Persaudaraan Lintas Agama (Pelita), Duta Damai dsb.

“Perbedaan antar agama kerap dijadikan alasan orang untuk bertindak intoleran. Padahal, semua agama mengajarkan kesamaan nilai-nilai universal, maka kami para akademisi berusaha menyatukan pikiran bagaimana membangun toleransi yang holistik secara bersama-sama,” terang Sarjana.

Rencananya, wacana yang murni digagas oleh para akademisi dari Bali memperkuat kerukunan beragama di Indonesia tersebut untuk tersebut nantinya dimulai dengan diadakannya diskusi, webinar atau forum group discussion (FGD) secara zoom meeting.

“Kami yang sama-sama Alumni Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar yang sebelumnya bernama Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar) berdiskusi hangat terkait sumbangsih pemikiran para akademisi dalam turut membina pengembangan karakter bangsa (character building),” pungkas Sarjana. (hd)