Buleleng (Metrobali.com)-

Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) yang mengusung tema “Keluarga Tangguh Bencana, Pilar Bangsa Menghadapi Bencana” dijadikan momentum untuk menyadarkan masyarakat bahwa pelatihan, simulasi dan mitigasi bencana sangat penting dilakukan guna mengurangi resiko dampak bencana. Demikian diungkapkan Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng Putu Ariadi Pribadi saat ditemu usai memimpin apel HKBN Tahun 2022 yang dirangkaikan dengan simulasi bencana gempa bumi di Lapangan SMK Negeri 3 Singaraja, pada Selasa, (26/4).

“Ini adalah momentun ditetapkannya Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. Kita lebih preventif melaksanakan mitigasi, simulasi, edukasi yang menjadi tujuan kesiapsiagaan ini. Tidak hanya bekerja jika baru ada bencana,” ucap Kalak Ariadi.

Kalak Ariadi menambahkan, pihaknya akan terus melakukan edukasi dan simulasi kepada masyarakat tentang pemahaman dan kesadaran tentunya bersinergi dengan pentahelix. Karena terkait kebencanaan ini harus melibatkan peran pemerintah sebagai penanggung jawab, peran pihak swasta, media, dunia pendidikan dan yang terakhir masyarakat.

“Bagaimana kita memberdayakan dan menggugah masyarakat supaya sadar, dengan simulasi ini agar siap untuk selamat jika terjadi bencana,” tegas mantan Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng ini.

Terkait dengan kesiapan BPBD dalam penanggulang bencana, pihaknya mengatakan akan selalu siap bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) dalam melaksanakan assessment, koordinasi maupun penanganan tentunya bersinergi dengan pentahelix, karena pekerjaan ini tidak bisa dilakukan sendirian.

Sementara itu, salah satu siswa SMK N 3 Singaraja Gusti Ngurah Alit Wiradiata sangat mendukung sekali kegiatan simulasi bencana ini. Melalui simulasi bencana ini, dirinya mendapat pemahaman terkait penanganan dan tindak lanjut pasca terjadi bencana sebelum pertolongan dari PMI datang.

Disamping itu, dia juga diajarkan untuk tidak panik dalam menghadapi situasi saat bencana gempa bumi. Misalnya, saat terjadi gempa diimbau agar tidak boleh panik, menjauh dari kaca, lindungi kepala dan sebisa mungkin lari ke tempat yang aman.

Dipenghujung kegiatan, peringatan HKBN ini ditutup dengan simulasi sirine gempa bumi berpotensi tsunami dari para siswa SMK N 3 Singaraja yang didukung oleh Dinas Pemadam Kebakaran, Dishub Buleleng, PMI Buleleng, Basarnas dan Anggota Kwarcab Pramuka Buleleng.