Foto: Sesi edukasi pengelolaan sampah residu kepada tenaga pendidik dan pelajar usia dini untuk 4 sekolah di wilayah Desa Pemecutan Kaja, Denpasar Utara dari SDN 4 Pemecutan, SDN 8 Pemecutan, SDN 14 Pemecutan, dan SDN 24 Pemecutan pada Sabtu, 17 Februari 2024 yang dipandu oleh Malu Dong Community

Denpasar (Metrobali.com)-

Menyambut peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) kembali gelar kegiatan bersama komunitas peduli sampah dari Yayasan Malu Dong Buang Sampah Sembarangan. Pada kegiatan kali ini menekankan edukasi kepada usia dini dalam upaya penanganan dan pengelolaan sampah residu yang masih menjadi permasalahan bersama.

Dalam menyambut peringatan HPSN tahun ini CCEP Indonesia menggelar berbagai ragam kegiatan di beberapa kota di area operasionalnya seperti aksi bersih sampah, edukasi, workshop pengelolaan sampah, maupun diskusi publik yang melibatkan berbagai komunitas lingkungan, pihak pemerintah daerah, termasuk karyawan. Di Denpasar, Sabtu 17 Februari 2024, inisiatif ini dilakukan bersama Yayasan Malu Dong Buang Sampah Sembarangan, yang melibatkan 200 partisipan dari komunitas tenaga pendidik dan pelajar dari empat Sekolah Dasar di Desa Pemecutan Kaja, Denpasar Utara, yakni SDN 4 Pemecutan, SDN 8 Pemecutan, SDN 14 Pemecutan, dan SDN 24 Pemecutan.

Selain aksi bersih-bersih di lingkungan sekitar sekolah, kegiatan juga diisi dengan sesi edukasi pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Residu (TPSR) Malu Dong yang dipandu oleh relawan peduli lingkungan komunitas Malu Dong Buang Sampah Sembarangan. Hasil pengumpulan sampah dikompetisikan sebagai salah satu bentuk edukasi proses pemilahan sampah, yang selanjutnya dilakukan proses penanganan residunya.

“Mengelola sampah sejak usia dini, tidak hanya di hilir namun juga berfokus di hulu dapat mencegah permasalahan sampah yang lebih besar,” ujar Komang Sudiarta, founder dari Yayasan Malu Dong Buang Sampah Sembarangan di sela-sela kegiatan. Menurutnya aksi bersih-bersih kali ini sekaligus menjadi media edukasi kepada masyarakat agar tak sembarangan membuang sampah dan meningkatkan pengelolaan sampah sejak dari sumbernya termasuk pengelolaan residunya.

Pihak CCEP Indonesia yang diwakili oleh Iman Santoso Wahyu selaku Sustainability Manager menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif kegiatan pengelolaan sampah residu yang dilakukan oleh komunitas Malu Dong Buang Sampah Sembarangan, dimana selama ini masih belum banyak pihak yang tergerak untuk mengelola sampah residu yang berakhir di TPA.

“Kami berharap kegiatan edukasi pengumpulan dan pemilahan sampah dari rumah dan lingkungan sekolah ini bisa dilakukan secara berkelanjutan dan dapat menjadi contoh baik bagi komunitas peduli lingkungan lainnya termasuk menjadi perhatian pihak pemerintah dan pemangku kepentingan yang lainnya, karena penanganan sampah menjadi tanggung jawab kita bersama” ujarnya.

Pada peringatan HPSN ini, inisiatif tidak hanya difokuskan pada kegiatan bersih-bersih, namun juga memberikan edukasi dan membangkitkan semangat kepada masyarakat melalui kalangan usia dini untuk sadar dan peduli tentang pentingnya tata kelola sampah yang efisien, yang dimulai dari pemilahan dan pengelolaan sampah yang benar dari sumbernya, seperti rumah dan sekolah. “Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya kolaboratif dalam pengelolaan sampah antara masyarakat, pemerintah, komunitas sosial, dan kalangan industri dalam menyosialisasikan pilah sampah sejak dari sumbernya,” tambah Armytanti Hanum Kasmito selaku Regional Public Affairs Manager CCEP Indonesia.

Aktivitas konsumsi masyarakat yang masif menyebabkan peningkatan volume sampah di Bali. Hal ini berdampak sangat signifikan terhadap lingkungan, sehingga langkah strategis dan aksi nyata untuk mengatasi permasalahan sampah dengan cara mengubah gaya hidup masyarakat sangatlah diperlukan. Menurut data dari Direktorat Jenderal  Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) KLHK, didasarkan pada asumsi dalam satu hari rata-rata volume sampah per orang mencapai 0,7 kg, dimana akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk.

Perlu kesadaran dan peran serta masyarakat dalam memilah sampah dari sumbernya, terutama dari skala rumah tangga. Salah satu masalah yang kerap diabaikan adalah timbulan sampah residu yang dihasilkan dari proses pengelolaan sampah. Saat ini sampah residu hanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan proses pengolahan yang belum maksimal sehingga menimbulkan tumpukan sampah yang semakin tidak terkendali. (rls)