PASTIKA DI BANGLIBangli (Metrobali.com)-

Keberadaan Kabupaten Bangli sebagai salah satu daerah tujuaan pariwisata Bali diraskan belum mendatangkan hasil yang maksimal mengingat lingkungan sekitar kabupaten berhawa sejuk belum optimal dalam menata lingkungannya dan sejumlah daerah tujuan pariwisatanya. Untuk memaksimalkan potensi Bangli diperlukan  sinergitas dan kerjasama semua pihak dalam menata kembali daerah yang terkenal dengan objek wisata Kintamani tersebut. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menghadiri Hari Menananam Pohon Indonesia ( HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) yang dirangkaikan dengan Peringatan Hari KORPRI ke 44 dan Hari Ibu ke 87 di Kawasan Konservasi Hutan Taman Wisata Alam Kaldera Gunung Batur di Desa Batur tengah Kintamani, Bangli, Jumat (11/12 ). Dalam kesempatan tersebut Pastika juga menyampaikan sejumlah catatan penting yakni terkait jalan menuju tempat pelaksanann kegiatan  di kawasan Batur Kintamani dimana banyak  truk pengangkut pasir yang tidak hanya merusak jalan, namun mengganggu lalu lintas. Terlebih kegiatan penggalian pasir tersebut tidak ada kontribusinya sama sekali baik bagi kabupaten Bangli maupun Provinsi Bali. “ Tidak ada ijinnya itu sama sekali, “ tegasnya. Untuk itu Pastika yang hadir bersama  Ketut Tim PKK Provinis Bali, Ny, Ayu Pastika, meminta kepada SKPD  terkait, pihak kepolisian serta masyarakat Bangli khususnya masyarakat Kintamani untuk lebih memperhatikan lingkungannya dan serius menyikapi permasalahan ini dengan tetap bersinergi dengan Provinsi. “ Menggali pasir tanpa ijin, merusak lingkungan berarti melanggar undang undang tentang lingkungan hidup dan bisa dipidana, “ tegasnya. Pastika berpendapat mungkin selama ini dibiarkan karena berhubungan dengan mata pencaharian namun  menurutnya kerusakan yang ditimbulkan lebih besar daripada hasil yang didapatkan. Pastika optimis Kintamani bisa hidup dari Pariwisata bukan dari penggalian pasir yang hanya merusak lingkungan. Ia juga menyoroti keberadaan pasar Kintamani yang menurutnya sangat jorok dan semrawut.  Untuk itu Ia mengajak semua pihak kembali menata lingkungan Bangli, karena dengan dengan lingkungan yang bersih maka Bangli dapat mendongkrak  PADnya. “ Bagaimana kita dapat menjadikan Bangli bisa bangkit dari alamnya tanpa merusak alamnya,” pungkasnya.  Sementara itu Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam sambutannya yang dibacakan Gubernur Pastika  menyampaikan bahwa kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional Tahun  2015  mengangkat tema  “ Ayo Kerja, Tanam dan Pelihara Pohon untuk Hidup Lebih Baik serta Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional dengan tajuk “Penyangga Kehidupan , Mulai dari Lingkungan Kita “.  Diangkatnya tema tersebut adalah dalam upaya mendorong seluruh komponen masyarakat untuk ikut serta dalam membangun ekosistem hutan, menjaga kelestarian keanekaragaman hayati dan meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih baik untuk kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Hutan memegang peranan yang teramat penting mengingat hutan merupakan pilar penyangga kehidupan, pilar pengawetan dan pilar pemanfaatan untuk generasi sekarang dan yang akan datang. Keberadaan hutan haruslah dilindungi  mengingat Indonesia memiliki hutan terluas ketiga di dunia dengan luas mencapai 120,78 juta hektar yang terdiri dari Hutan Konservasi 21,90 juta hektar, Hutan Produksi 69,24 juta hektar dan Hutan Lindung 29,64 juta hektar. Untuk kedepannya arah kebijakan pembangunan bidang lingkungan hidup dan kehutanan difokuskan kepada penanganan isu-isu nasional diantaranya ketahanan pangan yang akan dicapai melalui Hkm, HD dan HTR seluas 12,7 juta hektar, ketahanan energi dicapai melalui mini/mikro hidro sebanyak 50 unit serta berbagai upaya peningkatan pemanfaatan sampah dan limbah serta penanganan perubahan iklim. Strategi percepatan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) juga perlu dilakukan melalui upaya  upaya yang melibatkan masyarakat luas melalui strategi yang meliputi pemberdayaan potensi anak sekolah dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi dan potensi pasangan yang akan melangsungkan pernikahan untuk melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon sebanyak 5 pohon per orang , melarang perijinan pengelolaan hutan gambut, melakukan penanganan lahan gambut pasca kebakaran dengan melakukan penananman kembali serta pembuatan canalblocking serta moratorium penebangan hutan. Ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta berperan aktif dalam program program pemerintah terkait dengan rehabilitasi hutan dan lahan salah satunya melalui gerakan penannaman dan pemeliharaan pohon sekaligus  menghimbau  kesadaran masyarakat tentang pentingnya peranan hutan bagi kehidupan. Sementara itu  Kepala Dinas Kehutannan Provinsi Bali Ir. IGN Wiranatha,MM  dalam laporan tertulisnya menyampaikan bahwasannya tujuan dari Peringatan HMPI dan BMN adalah untuk  lebih membangkitkan budaya menananam dan memelihara pohon bagi seluruh Indonesia dalam rangka membangun ekosistem hutan dan lingkungan hidup yang lebih baik. Dalam acara yang juga dihadiri oleh Bupati/walikota se Bali,organisasi kewanitaan, Tim Penggerak PKK seluruh Bali serta masyarakat Desa Batur Tengah tersebut  Wiranatha  menambahkan  bahwasannya tersedia   bibit pohon sebanyak 3000 batang yang terdiri dari 1000 batang ditanam pada hari ini dan 2000 batang disumbangkan kepada masyarakat untuk ditanam di lahannya masing masing . Seluruh bibit yang diberikan merupakan jenis ampupu ( Eucalyptus urophylla) mengingat jenis pohon  ini mudah hidup di daerah tanah vulkanik.  AD-MB