Foto: Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Cabang Bali memperingati hari buruh internasional di Bali Seafarers Center, Istana Taman Jepun, Denpasar, Selasa (30/4/2019).

Denpasar (Metrobali.com)-

Para pekerja pemula di sektor kapal pesiar (pekerja migran kapal pesiar) dari Bali diharapkan mampu menjadi agen perubahan tidak hanya bagi peningkatan kesejahteraan keluarga dan menjadi pahlawan devisa negara.

Namun juga diharapkan mampu berperan aktif dalam pengembangan organisasi serikat pekerja yakni Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Cabang Bali.

“Mereka kami harapkan jadi duta bangsa menunjukkan kualitas pelaut Bali tidak kalah dengan dengan pelaut asing. Termasuk jadi kader-kader masa depan yang akan mengisi dan menggerakkan serta memajukan organisasi KPI,” kata Ketua KPI Cabang Bali I Dewa Putu Susila ditemui di Bali Seafarers Center, Istana Taman Jepun, Denpasar, Selasa (30/4/2019).

Dalam kesempatan ini Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Cabang Bali bersama stakeholder terkait memperingati hari buruh internasional yang jatuh pada tanggal 1 Mei 2019 bertajuk “International Worker’s Memorial Day: Making technology work for us, not against us”.

Sementara untuk lokal Bali tema yang diangkat KPI Cabang Bali yakni  “Peran Tenaga Kerja Muda dalam Serikat Pekerja” yang  juga dirangkai dengan seminar yang dihadiri para pekerja kapal pesiar pemula, calon pekerja kapal pesiar, serta generasi muda dari kalangan mahasiswa.

Menurut Dewa Susila peran tenaga kerja pemula khususnya di sektor pekerja migran Indonesia di kapal pesiar perlu lebih ditingkatkan untuk memperkuat eksistensi serikat pekerja, dalam hal ini Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI).

“Maka dalam seminar ini kami bekali generasi muda pengetahuan organisasi KPI. Misalnya terkait pengembangan organisasi ke depan,” kata Dewa Susila yang juga Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism itu.

KPI Sulit Lakukan Kaderisasi

Menurut pria yang juga mantan pekerja di kapal pesiar ini, selama ini masih ada mindset yang kurang pas dari pekerja kapal pesiar dalam memandang urgensinya mereka bergabung di serikat pekerja seperti KPI.

Dimana sebagian besar masih berpikir apa benefit atau keuntungan finansial yang mereka dapatkan ketika bergabung di KPI ataupun menjadi pengurus KPI. Hal ini juga yang menyebabkan KPI paling sulit untuk melakukan kaderisasi pengurus serikat pekerja ini.

“Selama ini kalau pekerja kapal pesiar pemula yang belum gabung KPI kami ajak bicara organisasi, pertanyaan mereka selalu identik dengan materi atau benefit, keuntungan finansial apa yang didapatkan. Padahal yang kita perjuangkan jauh lebih besar dan strategis,” kata Dewa Susila.

Serikat pekerja seperti KPI merupakan wadah perjuangan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan para tenaga kerja pelaut khususnya kapal pesiar.

Misalnya dari aspek perlindungan, standar gaji, peningkatan kualitas SDM, maupun regulasi-regulasi lain untuk meningkatkan harkat martabat pelaut Indonesia di mata internasional dan pelaku industri kapal pesiar.

Karenanya KPI Cabang Bali memandang penting acara peringatan hari buruh internasional yang juga dirangkai dengan seminar edukasi ini untuk membangun kesadaran bagi pekerja kapal pesiar pemula dan generasi muda calon pekerja kapal pesiar terkait pentingnya peran mereka di organisasi serikat pekerja yakni KPI.

Mereka diharapkan mampu menyerap pengetahuan tentang organisasi KPI lalu menularkannya ke pekerja kapal pesiar lain. Jadi saat bekerja di kapal pesiar mereka tidak hanya fokus pada pekerjaan tapi juga ikut berkontribusi pada pengembangan dan eksistensi organisasi serta mampu memahami peraturan perundang-undangan.

“Mereka kami harapkan jadi duta bangsa dengan menjadi tenaga kerja yang terampil, berdaya saing internasional, melek teknologi kekinian. Namun juga tetap punya idealisme untuk berkontribusi pada serikat pekerja KPI,” tandas Dewa Susila. (wid)