Buleleng (Metrobali.com)-

Desa pakraman selama ini telah menjadi benteng bagi perkembangan kebudayaan Bali. Kendati demikian, rupanya perhatian belum tercurahkan secara maksimal.

Setidaknya hal itu yang disampaikan oleh Kelian Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Gede Ardi. Ia meminta kepada pemerintah untuk memberikan perhatian sepadan, sebagaimana perhatian diberikan kepada desa dinas. “Kami meminta agar desa pakraman jangan dianaktirikan. Pun halnya dengan kelian adat. Selama ini masih dianaktirikan dalam hal bantuan kesejahteraan,” kata Ardi pada pertemuan yang dihadiri Wakil Gubernur Anak Agung Ngurah Puspayoga, Sabtu 20 April 2013.

Hal senada diungkap Darmawan asal Desa Penutukan. Menurutnya, bantuan terhadap desa pakraman merupakan hal penting untuk dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Apalagi, kata dia, selama ini minim sekali perhatian terhadap desa pakraman, utamanya yang berada di kawasan terpencil.

“Dengan bantuan desa pakraman itu diharapkan tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan dapat bergairah, yang artinya dapat memutar roda ekonomi masyarakat. Dengan begitu, kemiskinan di desa-desa bisa perlahan tergerus,” kata Puspayoga.

Menjawab hal itu, Puspayoga menyebut memang sudah sepatutnya ada perubahan pola kepemimpinan. Jika hal itu terus berlangsung, maka bukan tak mungkin ketimpangan itu akan terus terjadi. Pun halnya dalam hal pembangunan. Perlu terobosan yang brilian untuk memutus mata rantai ketimpangan pembangunan dan kemiskinan yang masih tinggi di Pulau Bali. “Polanya kepemimpinannya memang harus diubah. Kalau tidak ya, terus akan ada ketimpangan,” tegas Puspayoga.

Menurut kandidat Gubernur Bali yang diusung PDIP ini, keberadaan desa adat yang sangat vital tak dapat dinafikan. Puspayoga yang berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrkawan pada Pilgub Bali 15 Mei 2013 depan memiliki gagasan untuk memberikan bantuan tak terbatas bagi desa pakraman.

Bantuan tak terbatas itu di luar bantuan rutin yang diberikan tiap tahunnya sebesar Rp100 juta. “Syaratnya adalah desa pakraman harus kreatif membuat program kerja yang memang dibutuhkan oleh warga desa adat setempat,” jelas paket nomor urut 1 ini.

Puspayoga tak canggung menyebut akan memberikan bantuan sebesar Rp2 miliar bagi desa pakraman, bilamana memiliki program kerja yang riil yang dibutuhkan masyarakat. “Itu yang kita bantu. Jadi, bendesa adat harus punya kegiatan dalam bentuk program kreatif. Rp2 miliar kita akan bantu. Kalau tidak ada kegiatan ya, tidak dapat bantuan. Kan hatus adil. Harap maklum hanya mendapat bantuan rutin Rp100 juta pertahun saja,” tutur dia.

Menurut Puspayoga, bukan hal sulit untuk direalisasikan sepanjang hal itu memang keinginan masyarakat. Sebabnya, selama ini Pemprov Bali memiliki dana yang cukup untuk dialokasikan ke arah itu. “Tetapi kan selama ini dananya hanya disimpan di bank. Ke depan hal itu tidak boleh terjadi lagi. Dana masyarakat itu harus disalurkan seluas-luasnya untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat,” kata Puspayoga. RED-MB