audiensi makiko iskandarDenpasar (Metrobali.com)-

Dua siswa lulusan SMA Negeri Bali Madara dipastikan akan menerima kesempatan bea siswa dari dua universitas di Jepang. Hal ini disampaikan Makiko Iskandar yang merupakan Ketua Jepang Club Bali pada saat diterima Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, di ruang kerjanya, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, pada Rabu (27/4). Pastika berharap ini bisa menjadi awal yang baik, sehingga ke depan kerjasama ini bisa terus berlanjut. “Saya harap program beasiswa ini bisa berkelanjutan, jangan hanya sekarang saja, namun tiap tahun ada siswa kami yang mendapatkan beasiswa di sana,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Pastika mengaku sangat terkesan akhirnya Jepang bisa memberikan beasiswa untuk para siswa miskin di Bali itu. Sampai saat ini, para siswa lulusan SMA Bali Mandara telah berhasil mendapatkan beasiswa dari Amerika dan Eropa. Menurutnya, Jepang sebagai salah satu negara di Asia yang mempunyai banyak kemiripan dengan Bali merupakan tempat yang representatif untuk belajar khususnya bidang teknologi dan kesehatan yang saat ini sangat diperlukan di Bali. Diungkapkannya, sampai saat ini Bali masih menjadikan Jepang sebagai benchmark pembangunan Bali. “Saya kagum dengan Jepang, sebagai negara maju di Asia hingga saat ini masih memegang teguh kebudayaannya,” jelasnya. Ia berharap ke depannya Bali bisa seperti itu, maju dengan spirit Bali Mandara tanpa melupakan akar adat, tradisi dan agama kita. “Kita tidak usah seperti Singapura, maju tanpa kebudayaan, kita harus maju dengan jati diri kita,” tandasnya.

Sementara itu, Makiko Iskandar  menjelaskan bahwa dirinya dengan Konsulat Jendral Jepang di Bali telah melakukan koordinasi untuk memfasilitasi pemberian bea siswa ini di sejumlah perguruan tinggi di negaranya. Ia juga mengapresiasi Pemprov Bali yang telah memilih negara matahari terbit itu sebagai tempat studi bagi anak anak muda terbaik Bali. Ia menjelaskan sebagai permulaan, siswa yang akan mendapatkan beasiswa tahun ini baru  dua orang untuk dan ke depan diharapkan bisa bertambah seiring dengan peningkatan prestasi mereka. Sementara universitas yang bersedia diajak kerjasama hingga saat ini masih terkonsentrasi di kota Hiroshima dan Fukushima. Untuk menghadapi kendala bahasa pada saat beada di sana dia menganjurkan agar para siswa itu belajar bahasa Jepang dulu, sehingga nanti di Jepang sudah siap belajar saja. “Kelulusan di Bali kan bulan Mei, sementara semester baru di Jepang bulan April, jadi ada waktu hampir setahun untuk belajar dulu, saya sarankan mereka kursus di malam hari, dan siang hari untuk prakteknya bisa magang di tempat saya,” imbuhnya.

Pastika menyambut positif masukan yang disampaikan Makkiko. Ia sangat optimis para siswa akan bisa cepat beradaptasi karena semangat mereka untuk belajar dan mengubah nasib sangat tinggi. Sementara pertemuan pada pagi itu juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, TIA Kusuma Wardhani dan Kepala Biro Humas Setda Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra. AD-MB