Jakarta (Metrobali.com)-

Dewan Kota Jakarta Selatan meminta perbankan mempermudah akses permodalan usaha mikro kecil menengah (UMKM) agar usaha kerakyatan itu mampu meningkatkan kualitas dan produksinya.

“Peran perbankan ini penting dalam meningkatkan daya saing produk UMKM dan industri kecil menengah (IKM), koperasi pada era Ekonomi Masyarakat Asean (Mea) 2015,” kata Wakil Ketua Dewan Kota Jakarta Selatan Yusuf Sahid di Jakarta, Sabtu (4/10).

Ia menjelaskan berdasarkan pantauan dan laporan pelaku UMKM, koperasi dan IKM di Jakarta Selatan, mereka kesulitan meningkatkan produksi dan kualitas karena keterbatasan modal usaha yang tinggi.

“Prosedur atau persyaratan untuk peminjaman modal usaha di perbankan sulit, rumit dan berbelit-belit sehingga pelaku UMKM, koperasi dan IKM ini hanya bisa pasra dan terkadang mereka harus meminjam modal kepada rentenir,” ujarnya.

Pelaku UMKM dan IKM ini, kata dia, harus mendapatkan pinjaman modal usaha kepada lintah darat atau rentenir dengan bunga pinjaman yang tinggi, sehingga mereka sulit mengembalikan pinjaman modal usaha tersebut.

“Ya, bagaimana mau mengembangkan usaha, untuk mengembalikan pinjaman dan bunga yang tinggi sangat sulit,” ujarnya.

Ia mengatakan, berdasarkan data 2012 jumlah koperasi di Jakarta Selatan sebanyak 2.263 unit dengan rincian 1.502 unit aktif dan 761 unit koperasi tidak aktif.

Sementara itu, jumlah usaha kecil sebanyak 148.584 unit dengan potensi serapan tenaga kerja mencapai 148.548 orang dan usaha menengah 91.933 unit dengan tenaga kerja 31.933 orang.

“Mudah-mudahan dengan dipermudahnya akses permodalan UMKM, koperasi dan IKM ini diperbankan, maka akan memperkuat modal usaha pelaku ekonomi kerakyatan ini, sehingga mereka siap bersaing dengan produk asing pada era ekonomi global nanti yang sangat ketat,” ujarnya. AN-MB