foto wabup dan ketua dewan dipasar seririt
Buleleng (Metrobali.com)-
Pasar Seririt yang merupakan pasar tradisional pendulang PAD Buleleng cukup besar tampaknya perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. Meskipun para pedagang pasca terbakarnya Pasar Seririt pada bulan Juli lalu kini telah menempati pasar sementara di bekas senggol di sepanjang jalan Udayana dan Jalan Ngurah Rai Seririt. Namun hal ini jangan sampai berlangsung lama dan harapan para pedagang agar secepatnya pasar Seririt dibangun atau diperbaiki lebih baik lagi. Pasar sementara yang kini ditempati para pedagang terdapat los pasar sebanyak 520, terbuat dari tiang besi dengan atap dari aluminium berukuran 3×2,5 meter.
Terkait dengan musibah yang menimpa para pedagang seririt ini, Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG didampingi Ketua Sementara DPRD Buleleng Gede Supriatna,  Kamis (18/9) menemui para pedagang Seririt. Dilokasi pasar sementara Seririt, Wabup Sutjidra terlebih dahulu menemui para pedagang musiman yang berjejer disepanjang jalan Ngurah Rai. Pada kesempatan itu, Wabup Sutjidra menyapa satu persatu para pedagang yang menjual mata dagangan ikan laut hasil tangkapan para nelayan tradisional. Usai menemui pedagang musiman, selanjutnya menemui pedagang di los sementara yang memanfaatkan areal Pasar Senggol Seririt dan juga Terminal Seririt. Ditempat ini, Wabup Sutjidra melihat toilet umum yang telah disediakan untuk menunjang sarana dan prasarana penunjang pasar.
Lantas bagaimana komentar Wabup Sutjidra terhadap adanya beberapa penolakan pedagang untuk menempati los yang telah disediakan. Menurut Wabup Sutjidra, dirinya memaklumi jika para pedagang pasti takut sepi pengunjung. Namun demikian dirinya yakin karena yang namanya pasar dan menjual kebutuhan dasar masyarakat dimanapun akan dicari. ”Kami minta agar bersabar berjualan di lokasi pasar sementara ini” ucapnya kepada para pedagang.”Pemkab melalui BPBD Buleleng telah mendistribusikan paket sembako berupa beras 10 kg, minyak goreng, kecap,dan mie instanyang diberikan kepada pedagang yang terkena musibah kebamaran” imbuh Wabup Sutjidra.
Lebih lanjut ia mengatakan, terkait dengan masalah isu Pungli, ditegaskan kepada para pedagang agar berani menolak jika ada yang melakukan pungli harian. “Sudah ditetapkan perhari pedagang dikenakan retribusi Rp.1.500 per los. Bila ada yang minta lebih dari itu tidak usah dibayar dan segera laporkan ke aparat yang terkait” ucap tegas Wabup Sutjidra  yang saat itu didampingi Ketua Dewan Sementara Gede Supriatna
Menyangkut masalah rencana pembangunan Paar Seririt yang baru, Wabup Sutjidra minta kepada para pedagang dan masyarakat menunggu hasil cek dari Universitas Udayana. “Apabila dari hasil study kelayakannya, pasar Seririt yang lama masih layak digunakan, maka pasar tersebut akan di rekontruksi. Bila tidak, tentunya pemerintah akan membangun pasar baru” terangnya”Untuk sementara ini, bersabar saja dulu mengenai bangunan  pasar. Karena masih menunggu hasil pengecekan dari Unud” pungkasnya. GS-MB