Tabanan, (Metrobali.com)

Sebagai perwujudan dalam menjaga keseimbangan alam, Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE, MM, pimpin langsung pelaksanaan hari raya Tumpek Uye (Tumpek Kandang) yang digelar Pemkab Tabanan di kawasan Danau Beratan, Baturiti, Tabanan, Sabtu, (29/1).

Dalam perayaan yang datang setiap 210 hari pada rahina Saniscara Keliwon Uye ini, Bupati Sanjaya turut didampingi oleh para Sulinggih, Wakil Bupati, jajaran Forkopimda, Ketua DPRD Tabanan beserta beberapa anggotanya, Ketua PHDI, Sekda dan OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, juga pengurus DTW Ulundanu Beratan dan masyarakat.

Pelaksanaan kali ini, diwarnai dengan berbagai kegiatan pelestarian lingkungan dan alam secara sekala dan niskala. Mulai dari melakukan persembahyangan bersama dan Pecaruan, hingga menebar ribuan benih ikan, melepas ratusan burung serta mereresik, dengan melibatkan jajaran Pemkab Tabanan, dan masyarakat.

Setidaknya, ada sekitar 10.000 benih ikan Nila ditebar oleh Bupati Sanjaya di Danau yang menjadi obyek wisata unggulan di Tabanan tersebut. Begitupun dengan ratusan burung juga dilepas di hutan sekitar yang sebelumnya diisi dengan persembahyangan bersama di Pura Ulun Danu Beratan.

Bupati Sanjaya mengatakan, perayaan tumpek uye merupakan salah satu cara orang Bali dalam memegang teguh budaya adiluhung para leluhur dengan menjaga keberlangsungan dan kelestarian fauna. Hal ini dikatakannya wajib dilakukan sebagai suatu kehormatan kepada binatang dalam menjaga keseimbangan alam.

“Tumpek Uye ini jatuh pada setiap 210 hari sekali sebagai penghormatan kepada binatang yang sesuai dengan konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Ada di bidang Danu Kerthinya, kita disini yang melaksanakan bagian dari Jana Kerthi, dan alam lingkungan ini adalah Jagad Kerthi. Ini merupakan implementasi konsep tersebut,” ucap Sanjaya.

Bupati Sanjaya pada kesempatan itu juga menghimbau kepada seluruh jajaran untuk menjadikan momen tumpek kandang ini sebagai ajang untuk meminimalkan sifat Rajas pada diri. Karena menurutnya, apabila seseorang telah menjadi penguasa, menjadi pejabat dan posisi penting lainnya akan cenderung memiliki sifat ego dan ambisi yang berlebih.

“Kalau kita sudah jadi raja (Pemimpin), pejabat ataupun tokoh penting lainnya, pikiran kita pasti akan menjurus liar. Pikiran ini perlu dikandangi dalam perayaan ini, agar tidak liar dan mampu bertugas sesuai tupoksi. Pikiran kita ini sangat perlu dikandangkan untuk mengendalikan sifat-sifat Rajas pada diri kita dan saat inilah momentum kita untuk melakukan semua itu,” pinta Sanjaya.

Selebihnya, Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat agar mengaktualisasi ajaran-ajaran adiluhung para leluhur dengan lebih memaknai serta melakukan implementasinya. Bali terkenal dengan Seni, Tradisi, Adat dan Budaya yang adi luhung yang sangat perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya sesuai konsep Tri Hita Karana.

“Saya selaku Kepala Daerah tiada apa-apanya tanpa Forkopimda, DPRD, para OPD dan seluruh elemen masyarakat. Maka dari itu, Tabanan ini milik kita bersama dan mari kita bangun bersama baik secara sekala dan niskala. Mari kita bersama-sama membangun Tabanan menuju Tabanan Era Baru yang Aman Unggul dan Madani (AUM),” imbuh Sanjaya. (RED-MB)