Foto: Suasana peringatan HUT ke-43 Persatuan Olahraga Pernafasan Indonesia (PORPI) di Alun-Alun Kota Bangli pada Minggu 13 Oktober 2024.

Bangli (Metrobali.com)-

Di bawah langit biru yang cerah dan udara segar Kota Bangli, Minggu 13 Oktober 2024, ribuan jiwa berkumpul merayakan ulang tahun ke-43 Persatuan Olahraga Pernafasan Indonesia (PORPI). Alun-Alun Kota Bangli yang biasanya tenang, berubah menjadi pusat semangat dan harapan baru bagi kesehatan masyarakat Indonesia.

Dengan tema “Dengan Senam PORPI Meningkatkan Kesehatan, Semangat Membangun Indonesia Maju,” acara ini bukan sekadar perayaan, melainkan juga sosialisasi pentingnya senam pernafasan untuk memperpanjang usia hidup.

Ketua Umum PORPI, Dr. dr. Soenanto, dengan penuh kebanggaan menceritakan perjalanan PORPI, yang berawal dari adaptasi senam Chi-Kung asal Tiongkok. Transformasi ini lahir dari sebuah gerakan sederhana di Lapangan Monas, Jakarta, yang kemudian berkembang menjadi olahraga nasional. PORPI kini berdiri kokoh sebagai simbol olahraga masyarakat, dengan misi menjaga kesehatan melalui teknik senam pernafasan yang terukur dan sistematis.

“Kurva intensitas dalam Senam PORPI adalah kunci,” jelas Soenanto. “Gerakan dimulai perlahan, naik menuju puncak yang diukur berdasarkan denyut nadi, lalu kembali menurun untuk mendinginkan tubuh. Inilah cara tubuh kita bergerak selaras dengan alam, menyerap energi dan menyeimbangkan buana agung dan buana alit.”

Bali, sebagai tuan rumah perayaan kali ini, mendapat kehormatan besar. Dengan masyarakatnya yang penuh semangat dan patuh mengikuti langkah senam, Bali diharapkan menjadi pionir pengembangan PORPI di seluruh Nusantara. Di bawah langit Bangli yang sejuk, lima komunitas senam dari berbagai Banjar berpartisipasi, menambah kehangatan acara ini. Seolah memeluk semangat sehat dalam setiap tarikan nafas, Bangli menunjukkan bahwa olahraga tidak mengenal usia atau batasan.

Senam Pernafasan PORPI menjadi spesial karena mengajarkan teknik pernafasan perut, sebuah seni yang disebut tenaga dalam. Melalui teknik ini, peserta diharapkan bisa memperpanjang umur, terutama bagi para lansia yang ingin tetap sehat dan bugar. Dewa Putu Sudarsana, Ketua PORPI Bali, berharap bahwa senam ini akan terus berkembang di berbagai kabupaten di Bali, dari Denpasar hingga Jembrana dan Singaraja.

Kegiatan ini tidak hanya dihadiri oleh warga Bali, namun juga 300 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Jakarta hingga Papua. Lebih dari sekadar ajang olahraga, PORPI menjadi jembatan yang menyatukan semangat hidup sehat dari Sabang sampai Merauke.

“Kami memilih Bangli karena udara di sini sangat bersih, nyaris tanpa polusi,” tambah Soenanto. “Semoga semangat ini terus tumbuh, dan Bali menjadi motor penggerak PORPI di seluruh Indonesia.”

Acara ini juga menjadi simbol kolaborasi antara PORPI dan Pemerintah Kabupaten Bangli. Komang Pariartha, Kadisdikpora Kabupaten Bangli, menyambut baik kehadiran PORPI dan berharap olahraga senam pernafasan ini bisa diterapkan di setiap Banjar dan Desa. Dengan biaya yang rendah dan manfaat kesehatan yang luar biasa, PORPI diharapkan bisa menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat, terutama para lansia.

HUT PORPI ke-43 di Bangli menjadi bukti bahwa di setiap tarikan nafas, ada kehidupan yang bisa diperpanjang, ada semangat yang terus menyala, dan ada kesehatan yang bisa diraih. (wid)