Evaluasi penyelenggaraan dan peran media dalam pilkada 2015 di kota Denpasar

Diskusi publik Evaluasi penyelenggaraan dan peran media dalam pilkada 2015 di kota Denpasar

Denpasar, (Metrobali.com)-

Dalam diskusi publik Evaluasi penyelenggaraan dan peran media dalam pilkada 2015 di kota Denpasar terungkap jika peran media dalam Pilkada masih sangat bias.

Meski sudah diatur dalam PKPU No 7 tahun 2015 tentang Kampanye di media massa, dalam pelaksanaannya di lapangan masih banyak media yang memiliki kepentingan, bisnis dan kepentingan politik dari pemilik media ataupun petinggi media dengan para calon atau kandidat yang maju di Pilkada.

Perwakilan dari Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP) dan Yayasan Tifa, Danar menjelaskan, bahwa UU Pilkada 2015 sudah berupaya membatasi ruang gerak media untuk

memperoleh pendapatan melalui iklan kampanye dari kandidat secara langsung.

“Sayangnya realasi kerjasama non iklan kampanye belum diatur secara lebih mendalam,”

 ujarnya dalam diskusi publik di Denpasar, Jumat (03/06/2016)

Pihaknya telah melakukan penelitian selama 14 hari dalam Pilkada Denpasar 2015, terhadap dua posisi media yaitu

Radar Bali dan Bali Post, dimana menurutnya  dalam Pilkada tersebut lebih

banyak didominasi oleh kepentingan pemilik maupun petinggi media.

“Kepentingan pemilik media disini adalah kepentingan bisnis atau kepentingan politik,” katanya.

Lebih jauh dia menjelaskan, bahwa kerjasama media, di non iklan dengan pasangan calon relatif lolos dari peraturan

KPU soal kampanye melalui media. “Seperti contoh, iklan yang dibuat

seolah artikel dengan kode tertentu. Dalam posisi seperti ini, petahana memiliki posisi lebih

diuntungkan, sebab lebih memiliki akses ke sumber daya. Modus yang lazim menggunakan dana Bansos. Uniknya,

besarnya ruang di media massa tidak serta merta berkontribusi pada perolehan suara,” paparnya.

Kedepan, pihaknya merekomendasikan agar media dan jurnalis untuk kembali menegakkan peran media sebagai pendidik politik bagi masyarakat

dengan memberikan informasi berimbang, dalam serta akurat. Selain itu organisasi profesi

wartawan (AJI, PWI, dan yang lain) dan masyarakat sipil membentuk pool informasi tentang

pilkada sebagai alternatif informasi. Model kawalpemilu.orgvotesmart.org

“Perlu pengaturan lebih rinci bagaimana pola kampanye dan kerjasama media oleh KPU.

Termasuk sangsi?,” ungkapnya.SIA-MB