Jembrana (Metrobali.com)-

Hanya karena mesin mati sebuah perahu milik nelayan yang berlayar dari Jimbaran menuju Muncar, Selasa (20/11)sekitar pukul 06.00 pagi tadi terdampar di pantai Desa Panghyangan. Akibatnya perahu yang khusus mencari ikan pari itu terobang ambing dan terseret gelombang hingga 200 meter dari pesisi pantai.

Perahu stambol yang berangkat dari muncar pada Sabtu lalu, sekitar pukul 17.00 waktu setempat berlayar menuju Jimbaran dengan dinaiki tiga nelayan Sutio (44), Purnomo (29)asal Dusun Baiman, Desa Baiman, kecamatan Tongah- Probolinggo, dan Asis (31) asal Banyuwangi, Kecamatan Tadang Rejo itu sudah mendapat mencari satu ton ikan pari.

Sekitar pukul 20.00 malam Sutio bersama dengan temannya memilih untuk kembali ke Muncar namun karena ombak diperairan Desa Panghyangan cukup tinggi, mesin perahu tiba-tiba mati dan pada akhirnya ketiga nelayan tersebut memilih bertahan diperahu  dengan mengikuti arus.

Dikatakan Sutio jika mesin perahunya mati karena hantaman gelombang terlalu keras, dan perahu juga dihantam ombak hingga terbalik dan menenggelamkan satu ton ikan dan alat-alat pancing, satu handphone milik nelayan. “ Mesin tiba-tiba mati selain itu mesin juga sudah tua, saya dengan teman-teman berenang ketepi pantai setelah kapal terbalik,”jelasnya.

Bahkan Sutio yang sempat pingsan ketika sampai daratan karena kelelahan setelah berenang terpaksa menjual ikan pari yang masih tersisa satu yang nyangkut diperahu kepada seorang pembeli karena sudah tidak ada bekal lagi.

Pihak kepolisian dari polsek Pekutatan yang mendapat laporan tersebut dari masayarakat langsung menuju lokasi dan memantu menarik perahu yang kondisinya masih di tengah lautan bersama dengan beberapa warga. Selain itu dikatakan salah seorang warga Wayan Suarya yang ikut membantu menarik perahu kedaratan mengatakan kalau ketiga nelayan tersebut selamat dan sudah dibawa ke Polsek Pekutatan, namun barang-barang dan mesin dompeng 24 PK serta serpihan perahu yang pecah akibat dihantam ombak dibawa untuk diamnkan ke kantor Tambak yang dekat dengan lokasi kejadian.

Kapolsek Pekutatan I Komang Kardika ketika dikonfirmasi Selasa (20/11) siang di kantornya membenarkan kejadian tersebut dan itu termasuk Gangguan kamtibnas( Keamanan,Ketertiban, dan Masyarakat ) yang sudah ditangani  untuk  dimintai keterangan. Sedangkan untuk ketiga nelayan hingga siang tadi masih berada di Polsek karena masing menunggu pihak  keluarga yang akan menjeputnya. Akibat kejadian tersebut, ketiga nelayan mengalami kerugian hingga Rp. 20 juta termasuk perahu yang pecah akibat terhantam ombak. DEW-MB