Hillary Clinton, ketika masih menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS, membaca email dari ponselnya (foto: dok).

Departemen Luar Negeri AS telah menyelesaikan penyelidikan internal tentang penggunaan email pribadi mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan mendapati bahwa 38 orang telah melakukan pelanggaran, dan sebagian di antaranya akan dikenai tindakan disiplin.

Menurut surat yang dikirim kepada Chuck Grassley, senator faksi Republik dari negara bagian Iowa, minggu ini dan dirilis hari Jumat (18/10), penyelidikan yang diluncurkan lebih dari tiga tahun lalu itu menetapkan bahwa ke-38 orang itu “bersalah” dalam 91 kasus pengiriman informasi rahasia yang berakhir di email pribadi Clinton.

Penyelidikan itu mencakup 33.000 email yang diserahkan Clinton untuk ditinjau kembali setelah penggunaan email pribadi itu diketahui publik. Departemen Luar Negeri mengatakan pihaknya menemukan 588 pelanggaran yang melibatkan informasi, yang pada waktu itu maupun sekarang diklasifikasikan sebagai rahasia, tetapi tidak menemukan kesalahan dalam 497 kasus lainnya.

Bagi pejabat yang masih menjabat dan mantan pejabat, pelanggaran itu akan didokumentasikan dalam arsip mereka dan akan dipertimbangkan ketika mengajukan permohonan untuk memperbarui ijin keamanan. Untuk pejabat yang masih menjabat dapat juga dikenai semacam tindakan disipliner. Tetapi belum jelas tindakan dimaksud.

Meskipun laporan itu mengidentifikasi adanya pelanggaran, tetapi “tidak menemukan bukti kesalahan sistemik, dan kesalahan penanganan informasi rahasia secara disengaja.” (em/pp) (VOA)