Foto: Salah satu tokoh perempuan dan penyanyi legendaris Indonesia Irma June (Dr. Irma Ivonne June Kairupan, S.Th., M.A.) nyaleg dari PSI ke DPR RI Dapil Bali dengan nomor urut 3.

Denpasar (Metrobali.com)-

Salah satu tokoh perempuan dan penyanyi legendaris Indonesia Irma June memantapkan langkah maju nyaleg dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke DPR RI Dapil Bali dengan nomor urut 3. Tokoh perempuan bernama lengkap Dr. Irma Ivonne June Kairupan, S.Th., M.A., yang kini juga akrab disapa Sis Irma ini menuturkan alasannya bergabung ke PSI hingga akhirnya nyaleg ke DPR RI.

Sis Irma mengaku punya konsern untuk memperjuangkan beberapa hal yang selama ini ibaratnya masih terabaikan atau belum mendapatkan perhatian serius salah satunya mengenai isu kesehatan mental. Terlebih di Bali masalah kesehatan mental dirasakan cukup darurat dengan fakta tingginya angka kasus bunuh diri di Pulau Dewata.

Lebih lanjut Sis Irma bercerita bahwa awal dirinya bergabung ke PSI adalah dari teman baiknya yang justru dari partai berbeda yakni Gerindra. Sis Irma mengaku bahwa teman baiknya tersebut tahu bagaimana karakter dirinya yang selalu kritis dan vokal, terutama saat melihat pemberitaan yang dirasa perlu dikritisi.

“Dia bilang sama saya Kak kalau misalnya kamu cuma mengkritisi di media dan lain sebagainya itu nggak akan terlalu besar nanti pengaruhnya untuk dalam perubahan, artinya kita tidak bisa ikut menyumbang pikiran kita untuk membuat sebuah kebijakan atau mengubah sebuah kebijakan,” terang Irma June, salah satu penyanyi pop favorit di medio 1990-an yang populer dikenal publik lewat original soundtrack (OST) Catatan Si Boy 2 pada era tahun 1988.

Oleh karena itu, temannya tersebut mengusulkan agar Sis Irma masuk ke dalam sistem. Sis Irma mengatakan bahwa ia sebenarnya tidak memiliki ketertarikan dalam politik, namun bukan berarti Sis Irma tidak mengikuti politik di Indonesia, ia justru terus mengikuti, namun selalu menolak saat diajak gabung ke partai politik.

Kemudian singkat cerita, Sis Irma dikenalkan dengan pengurus DPP PSI di Jakarta, Karen Pooroe, yang merupakan finalis ajang pencarian bakat, Indonesia Idol. Sis Irma mengaku memiliki kesamaan dengan Sis Karen karena sama-sama berasal dari dunia entertainment.

“Karena kebetulan kita dari lingkungan yang sama, saya juga dari entertainment, karena saya penyanyi, saya dari entertainment bisnis juga, jadi kita nyambung kan ngobrolnya. Kemudian terjadilah hubungan telepon saya sama Sis Karen. Karena menurut teman saya ini saya cocok di PSI karena memang dari dari pola pikir mungkin. Terus kita ngobrol, saya ngobrol sama Sis Karen dan akhirnya Sis Karen izin ke saya untuk dia menghubungi beberapa orang PSI yang ada di Bali supaya menghubungi saya,” tutur penyanyi yang pertama kali mencetak hits lewat lagu Kristal Kristal Cinta yang berduet dengan Hedi Yunus pada 1989 ini.

Sis Irma mengatakan saat itu ia langsung dihubungi oleh tiga orang kader PSI dari Bali seperti Bro Agus, Bro Eka dan Bro Kevin untuk kemudian bertemu, berkenalan dan ngobrol. Awalnya Sis Irma menawarkan untuk nyaleg di tingkat kota dan provinsi, namun kemudian ditolak dan disusulkan untuk nyaleg di pusat karena melihat kapasitas background Sis Irma yang memang sesuai untuk maju ke DPR RI.

“Ya udah, tapi saya nggak langsung jawab. Jadi memang butuh proses beberapa hari untuk saya menjawab bilang iya karena ini buat saya ini satu keputusan yang nggak main-main, suatu keputusan besar buat saya dan saya mengambil keputusan bilang iya pada saat itu tepat di hari ulang tahun saya,” kenangnya.

Sis Irma kemudian menjelaskan alasannya memilih bergabung dengan partai PSI. Sis Irma mengatakan bahwa di PSI ia masih bisa menjalankan idealismenya, selain juga PSI merupakan partai anti-mahar. “Saya bilang saya tidak mau ada mahar kalau saya masuk ke dalam partai dan mereka menjamin bahwa di PSI ini adalah partai yang tidak ada mahramnya sama sekali. Dan memang betul saya buktikan sampai hari ini itu betul, memang nggak ada mahar-maharan di dalam PSI,” ungkapnya.

Terkait dengan background-nya, Sis Irma mengatakan bahwa ia memang seorang penyanyi atau orang yang berkecimpung di dunia entertainment bisnis sejak tahun 1979 hingga saat ini. Dalam perjuangannya melalui PSI, Sis Irma konsern untuk mengangkat isu kesehatan mental karena memang sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

“Jadi saya menerapkan apa yang saya pelajari dari kuliah saya, itu yang saya terapkan. Makanya saya angkat isu ini yaitu kesehatan mental. Karena untuk saya, kesehatan mental itu penting,” tuturnya.

Sis Irma juga mengaku miris melihat orang-orang yang akhirnya memilih melakukan tindakan pembunuhan, kezaliman, dan tindakan kejahatan. Menurutnya itu semua karena ada sesuatu yang eror dengan mentalnya. Sis Irma kemudian mencontohkan koruptor yang memiliki mental eror.

“Buat saya koruptor itu mentalnya error. Kalau mentalnya nggak eror dia enggak akan lakukan kejahatan korupsi. Jadi kenapa saya bilang kesehatan mental itu penting karena hal-hal seperti itu yang jadi konsernnya saya,” katanya.

Sis Irma kemudian menyoroti angka kasus bunuh diri di Bali yang tertinggi ketiga di Indonesia. Ia mengatakan bahwa orang-orang melakukan bunuh diri karena mentalnya eror. Bahkan Sis Irma mengaku pernah menemukan sendiri kasus bunuh diri anak muda di Bali yang hanya gara-gara putus cinta. Inilah yang juga menjadi konsern Sis Irma yang memang sudah banyak memberikan pelayanan kepada anak-anak muda sejak tahun 2000.

“Kejadian ini terjadi di depan mata saya bahwa seorang anak seusia anak saya bunuh diri, gantung diri, ini di Bali, hanya karena masalah putus cinta dan anak itu sebelum gantung diri baru ketemu saya. Kebetulan saya punya Butik di Seminyak. Yang seperti itu menjadi konsern untuk saya, mengenai kesehatan mental itu sangat penting,” ungkapnya.

Selain terkait kesehatan mental, Sis Irma juga menyoroti tentang kasus bullying yang memang sedang marak terjadi akhir-akhir ini. Ia juga mengaku pernah mengalami bullying secara verbal saat masa sekolah. Selain itu kedua anaknya juga pernah mengalami kasus bullying saat masih sekolah di Indonesia.

“Yang satu waktu masih sekolah dulu di masih di Indonesia, belum kita di Amerika, jadi mereka tuh ada yang 1 yang cowok itu pernah ngalamin bullying secara fisik dari teman sekolahnya, terus yang cewek dulu pernah ngalamin cyber bullying. Cyber bullying itu juga jahat sekali luar biasa. Dampaknya itu sangat luar biasa buat kesehatan mental seseorang,” tuturnya.

Berangkat dari pengalaman-pengalaman tersebut, Sis Irma belajar bagaimana cara menangani kasus-kasus bullying seperti itu. “Ya saya research karena balik lagi itu juga memang dari kuliah saya juga. Tapi itu di Indonesia dan justru waktu kita pindah ke Amerika anak-anak tidak pernah ngalamin itu, ngalamin nya justru pas di Indonesia,” kata tokoh perempuan yang sudah 44 tahun berkarya di dunia seni dan kini mendedikasikan dirinya dengan mendirikan Bali Arts Academy (BAA) yang berlokasi di Jalan Gunung Catur IV No. 8, Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, Denpasar, Bali. (wid)