Denpasar (Metrobali.com)-

Diberitakan di medsos, Pemda Bali tidak lagi menganggarkan dalam RAPBD Bali tahun 2023 bagi sekolah Bali Mandara yang nilai anggarannya Rp.4 M, ini berarti sistem persekolahan ini untuk sementara “tutup buku” di Bali.

Penutupan ini, oleh berbagai kalangan dinilai sebagai kebijakan sarat kontroveresi dengan sejumlah alasan:

1. Sistem persekolahan BM telah terbukti mampu menghasilkan lulusan, yang berfungsi ganda: lulusan berkarakter dengan kualitas intelektual terbaik, sekaligus mengangkat diri alumninya dan keluarganya keluar dari “lumpur”kemiskinan yang mendera begitu lama. Model sistem persekolahan yang ideal, dimana kebijakan pendidikan berkontribusi dalam pengurangan kemiskinan struktural dan kultural. Sistem persekolan yang semestinya ditumbuh-kembangkan, bukan “diamputasi”.

2.Dari filosofi dan ketrampilan kepemimpinan, kepemimpinan yang sehat dan bertanggung-jawab, seharusnya menjamin keberlanjutan kebijakan, yang telah nyata-nyata berbuat untuk kepentingan masyarakat dan berlandaskan amanah konstitusi. Hanya kepemimpinan yang kerdil, yang menafikan dan merendahkan prestasi dari kepemimpinan terdahulu.

3. Sejarah persekolahan dan pendidikan di seluruh dunia selalu mencatat, sistem persekolahan unggul sangat diperlukan, sebagai ujung tombak kemajuan sebuah bangsa dari ketertinggalannya dari bangsa-bangsa lain.
Bukan sistem persekolahan rata-rata yang menghasilkan lulusan yang pas-pasan ( marginal graduate ), yang tidak akan mampu melakukan trobosan dan inovasi dalam kehidupan, terlebih-lebih di dunia iptek.

4.Penutupan sistem persekolahan BM memberikan bukti, kebijakan fiscal Pemda Bali tidak memihak “wong cilik”, dana Rp.4 M, tidak dialokasikan, tetapi mulai tahun depan 2024, Pemda Bali mesti mengangsur setiap tahun selama 6 tahun sampai tahun 2029 sebesar Rp.250 M untuk proyek PKB di Gunaksa Klungkung yang tidak jelas kelayakan keuangan dan ekonominya.

5. Para akhli studi pembangunan memahami bagaimana sulitnya membasmi kemiskinan dan mengoreksi kesenjangan ekonomi, dalam perspektif peningkatan kualitas SDM melalui sistem persekolahan/pendidikan, sistem persekolahan BM mempunyai kriteria untuk itu. Sehingga semestinya, sistem persekolahan ini dikembangkan di seluruh Bali, paling tidak masing-masing satu buah di Bangli, Karangasem dan Negara.

Jro Gde Sudibya, ekonom dan pengamat ekonomi dan kebudayaan.