Denpasar, (Metrobali.com)

 

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali dan Universitas Udayana resmi menjalin kerja sama strategis untuk mendukung riset, pendidikan, dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) di Kampus Universitas Udayana, yang dihadiri oleh Tuti Hadiputranto, Presiden Direktur PT Bali Turtle Island Development (BTID), dan I Ketut Sudarsana, Rektor Universitas Udayana.

Kolaborasi ini akan memungkinkan Universitas Udayana untuk mendukung BTID, pengelola KEK Kura Kura Bali, dalam penyediaan tenaga ahli, termasuk dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

“Universitas Udayana siap berkontribusi dengan menyediakan tenaga ahli dalam bidang lingkungan serta bidang-bidang lain sesuai kebutuhan BTID. Kerja sama ini diharapkan berdampak positif pada masyarakat dan lingkungan sekitar.” kata I Ketut Sudarsana.

Selain memenuhi kebutuhan tenaga kerja berkualitas, kesepakatan ini bertujuan untuk mendorong kapasitas masyarakat di tingkat lokal dan nasional.

KEK Kura Kura Bali berfokus pada pengembangan pariwisata berkualitas, menghadirkan marina internasional, mendukung ekonomi kreatif, dan memajukan sektor kesehatan dengan mengedepankan kualitas hidup masyarakat, khususnya di Bali.

Sejak ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus pada April 2023, KEK Kura Kura Bali berkomitmen untuk mendukung transformasi ekonomi berkelanjutan di Bali. Upaya ini sejalan dengan Bali Kerthi Economic Transformation Roadmap, yang bertujuan mengubah fokus Bali dari mass tourism menjadi quality tourism.

Presiden Direktur BTID, Tuti Hadiputranto, mengungkapkan bahwa KEK Kura Kura Bali memerlukan kolaborasi dengan berbagai institusi untuk mengembangkan area ini secara berkelanjutan.

“Pembangunan kawasan ini merupakan pekerjaan besar dan kompleks yang memerlukan kerja sama dengan para ahli. Kami percaya Universitas Udayana adalah mitra tepat untuk memberdayakan SDM yang kompeten dengan pemahaman yang kuat tentang teknik, ekonomi, lingkungan, budaya, dan tradisi Bali,” ujar Tuti Hadiputranto.(rls)