ilustrasi peternakan ayam

Denpasar (Metrobali.com)-

Pengamat Ekonomi Made Ernita Kurniati menilai, pengembangan usaha sektor peternakan Bali mempunyai peluang cukup menjanjikan seiring dengan usaha kuliner yang berkembang pesat di Pulau Dewata.

“Usaha peternakan seperti sapi dan ayam jika dikembangkan secara sungguh-sungguh, penghasilannya tidak kalah dengan mereka yang bergerak dalam bidang pariwisata dan sektor usaha lainnya,” kata Made Ernita Kurniati yang juga direktur Balai Pendidikan dan Lembaga Enginering (BPLE) Tiara Course Bali, Senin (27/4).

Ia mengatakan, usaha peternakan di Bali sebenarnya sangat menjanjikan, jika ditangani secara intensif, mengingat kebutuhan daging selalu mengalami kekurangan.

Pada sisi lain masyarakat setempat masih menganggap menggeluti usaha peternak tidak dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi.

Made Ernita Kurniati mengingatkan, masyarakat Bali belum sepenuhnya bisa memprediksikan kebutuhan daging secara akurat, sehingga banyak kebutuhan itu didatangkan dari luar daerah.

“Di Bali, kebutuhan daging tidak pernah sepi, selain untuk kebutuhan sehari-hari juga untuk kelengkapan ritual yang digelar masyarakat setempat seperti membutuhkan ayam dan itik,” ujar Made Ernita Kurniati.

Demikian pula Bali membutuhkan banyak babi untuk konsumsi dan kelengkapan ritual. Seorang tukang potong babi misalnya setiap hari membutuhkan 70-80 ekor babi, dan itu masih mengalami kekurangan.

Made Ernita Kurniati mengharapkan masyarakat Bali dalam mengembangkan usaha peternakan melakukannya secara sungguh-sungguh seperti halnya di Jepang.

Jepang meskipun negara maju, namun tetap mengembangkan usaha peternakan dengan memadukannya dengan sistem teknologi modern.

Dengan sistem itu mereka mengembangkan ternak babi dalam skala besar yang mencapai ribuan ekor, sementara di Bali masih dalam satu-dua ekor. AN-MB