ahmad sabiq

Purwokerto(Metrobali.com)-

Pengamat politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ahmad Sabiq mengharapkan pengunduran diri Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dari pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 tidak sampai menyeret konflik di akar rumput.

“Ketika Prabowo itu menyatakan mengundurkan diri dari pelaksanaan pilpres, artinya itu sebenarnya bentuk ketidakpuasan terhadap pelaksanaan pilpres yang hasilnya kemudian memenangkan kompetitornya,” kata Sabiq, di Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa (22/7).

Ia mengatakan bahwa inti dari alasan pengunduran diri Prabowo sebenarnya masalah kecurangan-kecurangan dalam pilpres.

Padahal sebenarnya, kata dia, kecurangan pasti terjadi di dua kubu, baik di kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa maupun Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Menurut dia, pengunduran diri tersebut merupakan bentuk ekspresi politik sehingga tidak menjadi persoalan.

“Hanya saja, kita sebagai masyarakat sebetulnya menginginkannya ada ‘kelegowoan’, dapat menerima hasil pilpres ini,” katanya.

Akan tetapi jika hal itu menjadi ungkapan kekecewaan, kata dia, yang penting tidak melibatkan atau mengundang pertentangan atau konflik di akar rumput.

“Diharapkan tidak menyeret konflik di akar rumput. Dari pernyataan Prabowo sendiri juga mengingatkan agar masyarakat tetap tenang terhadap apa yang terjadi,” katanya.

Ia mengatakan bahwa pengunduran diri Prabowo tidak akan membawa pengaruh terhadap proses rekapitulasi perolehan suara tingkat nasional oleh Komisi Pemilihan Umum Pusat.

Menurut dia, Prabowo-Hatta sebenarnya bisa membawa permasalahan tersebut melalui koridor yang tepat, yakni membawanya ke Mahkamah Konstitusi.

Pilpres 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasangan capres dan cawapres, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. AN-MB