TRANSPORTASI

Jakarta (Metrobali.com)-

Pemerintahan baru Joko Widodo-Jusuf Kalla harus segera menyiapkan rencana strategis terpadu untuk sektor transportasi dan energi guna mengatasi masalah ketergantungan sektor transportasi terhadap pemakaian bahan bakar minyak (BBM), kata seorang pengamat migas.

“Paradigmanya harus diubah, sektor transportasi yang harus menyesuaikan sektor energi baik dari sisi pasokan maupun harga. Bukan sebaliknya seperti sekarang, pemerintah harus menyediakan pasokan energi ke sektor transportasi sesuai kebutuhannya,” kata pengamat minyak dan gas bumi, Wibowo S Wirjawan di Jakarta, Senin (6/10).

Menurut Wibowo Wirjawan, pemerintah baru harus punya terobosan mengintegrasikan kebijakan di sektor energi dan transportasi karena keduanya saling terkait.

Untuk tujuan pengendalian permintaan energi, pemerintah harus menitikberatkan kebijakan sektor energi yang berfokus kepada diversifikasi bahan bakar bagi transportasi. Misalnya konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas untuk angkutan umum, truk, bus dan taksi serta untuk kapal laut dan kereta api.

“Bisa juga konversi dari BBM ke Bahan Bakar Nabati (BBN). Misalnya kewajiban pengunaan biodiesel untuk truk, bus, kapal laut dan kereta api, serta penggunaan bio-premium untuk angkutan umum taksi dan angkutan umum berbahan bakar premium,” ujar mantan Deputi Pengendalian Finansial BP Migas (sekarang SKK Migas) ini.

Ia mengusulkan agar penetapan harga BBM untuk sektor transportasi harus diatur sedemikian rupa sehingga mengurangi pemakaian BBM.

Pemerintah baru,lanjutnya, perlu membuat terobosan kebijakan di sektor transportasi dengan memberikan kewajiban kepada produsen otomotif memproduksi kendaraan hemat energi, misalnya mobil yang mengonsumsi bahan bakar 20 km per liter.

Pemerintah juga harus mendorong pengembangan sarana transportasi berbahan bakar non BBM melalui pengembangan mobil listrik, sepeda motor listrik maupun meningkatkan sarana kereta api listrik (KRL).

Untuk meningkatkan efisiensi perjalanan, pemerintah baru perlu mewujudkan transportasi multi moda yang terintegrasi, antara kereta api (MRT), busway, taksi di dalam kota maupun antar kota besar, katanya. AN-MB