Ade Wahyudi - Copy

Jakarta, (Metrobali.com) –

Pegamat ekonomi lembaga Riset Katadata Ade Wahyudi menilai November adalah waktu yang tepat bagi pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

“November ini tepat, karena saat ini inflasi ada di titik rendah, sementara kalau Desember, sudah pasti naik lagi inflasinya karena ada Natal dan libur akhir tahun,” kata Ade di Jakarta, Kamis.

Lebih lanjut, ia menilai keputusan kenaikan harga BBM sebaiknya memang dilakukan tahun ini. Pasalnya, pemerintah akan menghadapi kesulitan jika menaikkan harga BBM tahun depan karena bisa terhalang izin DPR RI.

“Kalau naik tahun depan, permainan akan berbeda. Pemerintah harus datang ke DPR, jadi akan lebih sulit karena sisi politis akan lebih tinggi dari saat ini,” ujarnya.

Ekonom Development Bank of Singapore Gundy Cahyadi, dalam kesempatan yang sama, menuturkan kenaikan harga BBM memang perlu dilakukan secepatnya, meskipun harga minyak dunia sedang turun di 80 dolar AS per barel.

Turunnya harga minyak dunia dapat menjadi pertimbangan untuk mengurangi besaran kenaikan dari yang sebelumnya direncanakan, namun kenaikan itu sebaiknya tidak ditunda kembali, tutur dia.

“Harus secepatnya dilakukan karena impor minyak telah menggerus banyak sekali neraca pembayaran. Jadi ini bukan hanya untuk sisi fiskal, tapi kesehatan ekonomi secara keseluruhan,” ucapnya.

Ia mengatakan hasil riset perusahaannya merekomendasikan kenaikan harga BBM bersubsidi di kisaran Rp1.500-Rp2.000, sehingga inflasi tidak akan terlalu terdongkrak jauh hingga melebihi delapan persen.

“Sehingga Bank Indonesia masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di 7,5 persen,” ujar dia. AN-MB