unduhan (26)

Jakarta (Metrobali.com)-

Pengamat ekonomi Universitas Maranatha Bandung Evo S Hariandja mengatakan penjualan Indosat oleh Presiden Megawati Sukarnoputri ketika terjadi krisis ekonomi dilakukan atas pengetahuan dan persetujuan DPR.


“Saya dengar saat itu atas persetujuan DPR. Jadi tidak tepat juga kalau persoalan penjualan Indosat ditimpakan kepada Megawati karena tindakannya benar,” kata Evo S Hariandja ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa (24/6).

Pengajar Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengatakan Presiden dan DPR menghadapi APBN yang kering sehingga pemerintah terpaksa menjual Indosat.

Menurut Evo, Indosat memang harus dibeli kembali bila memang ada klausul perusahaan telekomunikasi itu bisa dibeli kembali.

“Kalau memang negara ada uangnya, dan ada klausul Indosat bisa dibeli kembali, memang harus dibeli. Kita harus kembalikan kedaulatan telekomunikasi kita,” tuturnya.

Namun, bila memang tidak bisa dibeli kembali, Evo mengusulkan untuk mematikan Indosat dengan regulasi di dalam negeri.

“Saya dapat informasi sebenarnya tidak ada klausul ‘buy back’ ketika Indosat dijual pemerintah sebelumnya. Kalau memang tidak bisa dibeli kembali, ya dimatikan saja pelan-pelan dengan regulasi yang ada di dalam negeri,” katanya.

Saat debat kandidat putaran III bertema “Politik Internasional dan Ketahanan Nasional” pada Minggu malam (22/6), calon presiden Prabowo Subianto menanyakan tentang penjualan Indosat kepada pesaingnya, Joko Widodo.

Prabowo menanyakan sikap Jokowi tentang penjualan saham Indosat ketika Megawati Sukarnoputri menjadi Presiden. Megawati, ketua umum PDI Perjuangan pada Pemilu Presiden 2014 mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden.

Prabowo menanyakan soal Indosat, setelah pesaingnya itu berbicara mengenai “drone” atau pesawat pengintai tak berawak untuk memperkuat ketahanan nasional.

“Kalau bicara ‘drone’ dan sebagainya, masalah satelit jadi sangat strategis dalam ketahanan nasional kita. Masalahnya, waktu pemerintahan dipimpin Megawati, dia menjual Indosat yang saat itu punya dua posisi geostasioner di atas wilayah udara. Apabila jadi presiden, apa langkah Bapak? Apakah akan dibeli kembali?” tanya Prabowo.

Menanggapi pertanyaan itu, Jokowi –panggilan akrab Joko Widodo– menjawab akan melakukan “buy back” atau membeli kembali saham PT Indosat yang pernah diprivatisasi pemerintahan sebelumnya.

“Ke depan kita ‘buy back’ saham itu jadi milik kita lagi oleh karena itu pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen,” katanya.

Jokowi mengatakan saat pemerintahan Megawati, kepemilikan naham di Indosat dilepas karena kondisi dan imbas krisis ekonomi saat itu sangat berat.

Menurut Jokowi, pada 1998 kondisi ekonomi belum baik, sulit dibandingkan keadaannya dengan kondisi ketika perekonomian normal.

“Jangan bicara saat posisi normal. Bicara saat krisis, keuangan sangat berat. Waktu itu Indosat kita jual tapi kita lihat ada klausul apa di situ. Bisa diambil kembali, hanya sampai saat ini belum,” katanya.

Pemilu Presiden pada 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan nomor urut satu, dan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan nomor urut dua.  AN-MB