Jakarta, (Metrobali.com)

 

Drone atau pesawat nirawak yang dikendalikan dari jarak tertentu kini bisa terbang mandiri melewati hutan, yang dibuktikan dalam eksperimen oleh para peneliti dari Universitas Zhejiang, China.

Dalam penelitian itu, 10 unit drone berwarna biru berhasil lepas landas dari hutan bambu di China kemudian melewati hutan dan berbelok di antara cabang-cabang pohon kemudian terus melaju di atas permukaan tanah yang tidak rata.

“Di sini, kami mengambil langkah maju (untuk) masa depan,” tulis tim peneliti yang dipimpin Xin Zhou dalam jurnal Science Robotics dilansir AFP, Kamis.

Uji coba drone sebenarnya sudah banyak dilakukan, khususnya di lingkungan terbuka, tanpa hambatan, dan di lokasi dengan hambatan namun dibantu aplikasi yang mampu memetakan kondisi di lapangan.

Dengan demikian, uji coba drone yang bisa menembus hutan secara mandiri tanpa menabrak pohon dan drone lainnya dianggap sebagai hal baru. Harapannya, perangkat teknologi itu bisa digunakan sebagai alat bantuan bencana, konservasi hutan dan pemetaan udara.

“Ini adalah pertama kalinya ada segerombolan drone yang berhasil terbang di luar lingkungan yang tidak terstruktur, di alam liar,” kata Enrica Soria, seorang ahli robot dari Swiss Federal Institute of Technology Lausanne.

Enrica menambahkan bahwa eksperimen itu “mengesankan.”

Drone yang diuji coba itu berukuran sebesar telapak tangan manusia dewasa, dilengkapi kamera, sensor ketinggian, dan berbagai sensor lainnya.

Kemajuan utama dalam pengembangan drone itu adalah kemampuan algoritma yang bisa menghindari tabrakan, koordinasi antar-drone yang terbang, dan efisiensi jarak penerbangan. Karena tidak bergantung pada infrastruktur luar, maka kinerja drone akan tergantung dengan teknologi GPS.

Drone juga tidak harus terbang secara berkelompok, melainkan bisa terbang sendirian, misalnya saat meninjau lokasi bencana yang tidak bisa dilakukan manusia atau pesawat yang lebih besar.

Jika diterbangkan secara berkelompok, drone itu dapat membentuk formasi untuk mengangkat benda yang akan dikirimkan ke lokasi tertentu, misalnya bencana. Di sisi lain, perangkat terbang nirawak ini juga bisa dilengkapi senjata militer.

“Penelitian militer tidak dibagikan secara terbuka ke seluruh dunia, sehingga sulit untuk membayangkan pada tahap apa dan bagaimana perkembangan mereka,” kata Soria.

Sumber : Antara