Pencopotan Baliho Capres Ganjar Pranowo oleh Satpol PP Pemda Bali saat Kunjungan Presiden ke Gianyar, Patut Disesalkan
Pencopotan Baliho Capres Ganjar Pranowo oleh Satpol PP Pemda Bali saat Kunjungan Presiden ke Gianyar
Gianyar, (Metrobali.com)-
Pencopotan Baliho Capres Ganjar Pranowo oleh Satpol PP Pemda Bali saat Kunjungan Presiden ke Gianyar, Patut Disesalkan.
Hal tersebut dikatakan Jro Gde Sudibya, anggota MPR RI Utusan Daerah Bali 1999 – 2004, pengamat ekonomi politik, Rabu 1 Nopember 2023 menanggapi pencopotan Baliho Capres Ganjar Pranowo oleh Satpol PP Pemda Bali saat Kunjungan Presiden ke Gianyar.
“Kita mengetahui ada SOP setiap kunjungan Presiden, semestinya ini dikomunikasikan dengan baik ke masyarakat, sehingga tidak menurunkan secara paksa simbol politik, dalam bulan-bulan politik yang semakin memanas hari-hari ini,” kata Jro Gde Sudibya.
Dikatakan, dalam narasi politik yang terbangun sebut saja dalam 10 hari terakhir, publik berpendapat Presiden Jokowi telah bertindak partisan dalam politik, dengan majunya Gibran sebagai bakal calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo, lewat keputusan MK yang sangat kontroversial melalui “tangan” pamannya Anwar Usman sebagai ketua MK.
“Penurunan baliho Ganjar Pranowo dalam acara kunjungan kerja Presiden ke Gianyar, melahirkan spekulasi politik (yang belum tentu benar), Jokowi sedang melakukan “testing the water” terhadap popularitasnya berhadapan dengan kesetiaan rakyat Bali terhadap kepemimpinan Ibu Megawati selama ini,” kata pengamat politi dari Desa Tajun Buleleng itu.
Dikatakan, pihak Pemda Bali, sebagaimana disampaikan oleh Sekda Bali, untuk menjamin netralitas ASN dalam Pemilu, tetapi semestinya juga memahami militansi, kesetiaan rakyat Bali terhadap ideologi, idealisme dan simbol-simbol kebangsaan sejak Pemilu 1955, “penggolkaran” Bali di tahun-tahun awal 1970’an dan di masa awal reformasi awal tahun 1990’an.
“Di menjelang pencoblosan Pilpres dan Pileg 14 Februari 2024, diperlukan sikap bijak ekskutif, penyelenggara dan pengawas pemilu , dalam tamsilnya jangan sampai membangunkan “macan tidur”. Sudah tentu Kita bersetuju Pemilu JURDIL, fair dan transparan dan Bali Kita tetap aman,” kata Gde Sudibya, anggota MPR RI Utusan Daerah Bali 1999 – 2004, pengamat ekonomi politik. (Adi Putra)