Gianyar, (Metrobali.com)

Setelah disemayamkan selama 42 hari, akhirnya jenazah pencipta Kaos Barong, Pande Ketut Krisna yang meninggal dunia pada Hari Umanis Galungan lalu, tepatnya Kamis (29/2) lalu, akhirnya jenazah Pande Ketut Krisna di-aben pada Rabu (10/4 di Setra Beng, Desa Beng, Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar.

Anak kedua Pande Krisna, Pande Nyoman Yudi Sutrisna, menyebutkan upacara Pelebon dari Pande Ketut Krisna ini memang dilakukan 42 hari setelah Pande Ketut Krisna menghembus napasnya di RSUP Prof. Ngoerah karena sakit jantung.
“Pelebon Ayah kami memang dilakukan pada hari ke-42 setelah beliau meninggal, karena ini berdasarkan tradisi di keluarga kami yang berjalan sebelumnya dan juga sesuai dengan petunjuk dari Sulinggih,” jelasnya Rabu (10/4).

Setelah upacara ngaben, Pande Yudi menyebutkan upacara akan dilanjutkan dengan upacara Ngeroras dan Memukur pada tanggal 22 April mendatang, dan upacara ini dilanjutkan dengan upacara potong gigi dan ditutup dengan upacara Nyegara Gunung pada tanggal 23 April mendatang.

Selama hidupnya, Pande Ketut Krisna, Dimata Pande Yudi adalah sosok ayah yang bijaksana dan suka menolong. Sebagai seorang pelaku usaha, Pande Krisna merupakan sosok yang kreatif dan ulet dalam menjalankan usahanya.

Tidak akan mengurus hak cipta, sesuai dengan pesan ayahnya untuk menyerahkan desain baju barong kepada masyarakat Bali, sehingga bisa memberi manfaat bagi industri pariwisata di Bali. Apalagi saat ini diakuinya produksi baju barong sudah dilakukan secara masal.
“Baju barong adalah kebanggaan ayah kami, sejak tahun 1976 dulu sudah menjadi ciri pariwisata Bali sampai saat ini. Karena itu, kami sepakat untuk memenuhi permintaan ayah kami untuk menyerahkan baju barong untuk industri pariwisata Bali,” ungkapnya.

Selain menyerahkan baju barong untuk industri Pariwisata Bali, Pande Yudi mengakui selama hidup, Ayahnya selalu mengajarkan untuk selalu menghargai perasaan orang lain dan membantu orang dengan ikhlas.

“Yang paling berkesan dari sosok ayah saya adalah, beliau selalu mengajarkan kepada kami untuk bisa menghargai orang lain dan harus membantu orang lain. Karena Ayah kami juga sangat suka membantu siapapun, tanpa terkecuali,” ungkapnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya,Pencipta Kaos Barong, Pande Ketut Krisna yang meninggal dunia pada Hari Umanis Galungan lalu, tepatnya Kamis (29/2) lalu. Selain sebagai pencipta desain kaos Barong pada tahun 1969, Pande Ketut Krisna juga sebagai pelopor usaha oleh-oleh Khas Bali melalui Artshop Galuh miliknya.

Pande Ketut Krisna, yang lahir pada 21 Juni 1946, merupakan anak keempat dari 11 bersaudara. Pande Ketut Krisna meninggalkan enam orang anak dan 21 orang cucu yang saat ini meneruskan usahanya di sektor kerajinan tekstil dan properti. (gek)