Denpasar, (Metrobali.com)

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali menggelar sosialisasi pembangunan pasar tematik dan gudang melalui DAK tahun anggaran 2022, di Hotel Puri Nusa Indah, Denpasar, Jumat (16/12/2022). Sosialisasi melibatkan jajaran Dinas Perindag Gianyar dan pedagang Pasar Ubud.

Kepala Disperindag Provinsi Bali Wayan Jarta melalui Kabid Perdagangan Dalam Negeri, I Nyoman Tangkas Sugiharta menyampaikan, kegiatan ini bertujuan memberi pemahaman kepada para pedagang terkait keberadaan Pasar Ubud tahun ini direvitalisasi menjadi pasar tematik.

Tangkas menambahkan, revitalisasi pasar menjadi salah satu agenda transformasi ekonomi Bali yang mengalami keterpurukan saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Belajar dari pengalaman, Bali memberi perhatian pada keberadaan pasar tradisional sebagai salah satu kekuatan ekonomi. Tahun ini, ujar Tangkas, Bali memperoleh kucuran dana Rp. 72 Miliar untuk revitalisasi pasar tradisional menjadi pasar tematik. Pasar Ubud terpilih karena keberadaannya di salah satu ikon pariwisata Bali. Selain itu, Ubud masuk dalam Kawasan ULAPAN (Ubud, Tegalalang dan Payangan) yang menjadi bagian penting dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). “Pasar Ubud memiliki potensi besar dalam menopang kawasan ULAPAN,” ucapnya.

Ia berharap, transformasi Pasar Ubud mampu mendukung penguatan destinasi wisata prioritas dan sentra pasar di Bali. Pasar Ubud ini, kata dia, mendapatkan anggaran dari pusat senilai Rp72 miliar dan dari Pemkab Gianyar Rp 27 miliar dalam upaya membangkitkan kembali pariwisata dengan tidak menghilangkan ciri khas seni dan budaya. Pasca revitalisasi, Pasar Ubud diharapkan mampu memberi kenyamanan pada konsumen. “Tak hanya masyarakat umum, pasar ini juga nantinya kita harapkan memberi kenyamanan bagi wisatawan,” ujarnya.

Sementara itu, Sub Koordinator Rencana dan Program Biro Kementerian Perdagangan, Anggi Tri Utami secara online melalui zoom meeting menyampaikan, pasar rakyat menjadi sarana wisata sebagai upaya memulihkan pasar yang juga terdampak pandemi Covid-19. “Pasar Ubud ini juga menghadirkan produk berkualitas tinggi. Pasar ini berpotensi menjadi hub produk ekspor besar di Bali. Tidak hanya produk kerajinan tapi juga kuliner dari seluruh Bali,” jelasnya. Ia menginformasikan, tahun 2023 mendatang Bali kembali memperoleh dana revitalisasi untuk dua pasar tradisional yaitu Pasar Semarapura Klungkung dan Pasar Singa Mandawa Kabupaten Bangli.

Kepala Bidang Pasar Disperindag Gianyar, Krisna Prayudi menuturkan revitalisasi Pasar Ubud berawal dari usulan masyarakat, dan mendapatkan prioritas. Karena Pasar Ubud menjadi salah satu ikon yang ada di Ubud selain objek wisata lainnya seperti Monkey Forest, dan Puri Ubud. “Pasar Ubud menjadi salah satu objek wisata yang terpukul akibat pandemi,” ujarnya. Dia menambahkan Pasar Ubud harus berkompetisi untuk mendapatkan DAK. “Kita patut bersyukur karena tahun ini hanya dua yang mendapatkan DAK yaitu Pasar Ubud dan Bunaken,” bebernya. (RED-MB)