Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Provinsi Bali berencana membentuk tim evaluasi independen program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) Mandara yang beranggotakan para akademisi.

“Harapan kami dari hasil evaluasi tim tersebut dapat dipotret perkembangan masing-masing desa yang telah mendapatkan dana bantuan sebesar Rp1 miliar lebih dari Pemprov Bali. Bagi desa yang sudah berjalan bagus tentu akan mendapatkan penghargaan,” kata Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Bali Putu Astawa, di Denpasar, Rabu (12/6).

Menurut dia, jika usulan pembentukan tim evaluasi tersebut disetujui oleh DPRD Bali, maka tim akan mulai bekerja pada Oktober 2013. “Ketok palu APBD Perubahan 2013 biasanya sekitar Oktober, karena pendanaannya akan bersumber dari APBD-P Bali maka kami menunggu persetujuan tersebut,” ucapnya.

Tim itu, jelas dia, direncanakan mengevaluasi ke-82 desa penerima program Gerbangsadu selama dua bulan dari Oktober hingga Desember 2013.

Desa-desa di Bali dengan tingkat kemiskinan di atas 35 persen telah mendapatkan dana Gerbangsadu pada 2012 sebagai upaya untuk mengatasi kemiskinan dengan pemberian dana ekonomi produktif.

“Sengaja kami libatkan akademisi karena kami rasa mereka bisa melihat dan memonitor secara jernih di lapangan. Dengan demikian pemerintah bisa mendapat gambaran nyata yang menjadi kekurangan program, apakah nantinya perlu dilakukan pendampingan dan pelatihan lagi,” ucapnya.

Di samping itu, kata Astawa, hasil evaluasi dari akademisi juga menjadi lebih terukur, ilmiah, dan objektif. Berdasarkan uji petik yang dilakukan pihaknya memang rata-rata desa penerima program sudah menjalankan kebijakan dengan baik.

“Tetapi di sisi lain memang masih ada beberapa desa yang menjalankan program sedikit menyimpang dari pedoman teknis yang sudah ditentukan. Hal seperti ini tentu tidak kami harapkan,” ujarnya.

Yang jelas, ujar dia, kalau ada oknum yang sampai mempermainkan dana program akan didorong penyelesaiannya secara hukum sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat.

Ia mengakui untuk menyadarkan masyarakat terkait program pemberdayaan secara penuh membutuhkan waktu. Di lapangan tidak jarang dihadapkan pada tantangan memenuhi berbagai tuntutan masyarakat, kecemburuan sosial, maupun kesenjangan antara keinginan masyarakat dengan petunjuk teknis pelaksanaan program.

Desa penerima Gerbangsadu Mandara yang sudah menjalankan program dengan baik di antaranya Desa Bebandem, Landih, Pengotan, Pejarakan, Lokapaksa dan beberapa desa lainnya. INT-MB