air minum

Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Kota Denpasar menerapkan Distrik Meter Area atau DMA guna penyediaan air minum berkualitas bagi masyarakat, khususnya di Pulau Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan.

Direktur PDAM Kota Denpasar Putu Gede Mahaputra di Denpasar, Jumat (13/2), mengatakan DMA dibuat sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005, tentang Sistem Penyediaan Air Minum, dimana masyarakat harus mendapatkan akses air minum yang cukup dari segi kuantitas, kualitas dan komunitas.

“Pembentukan DMA merupakan salah satu cara untuk menurunkan tingkat kehilangan air di Kota Denpasar, khususnya di Pulau Serangan,” katanya.

Ia mengatakan DMA ini merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan “Water Operator Partnerships” (WOPs) yang dituangkan dalam nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara PDAM Kota Denpasar dengan Ranhill Malaysia yang difasilitasi Waterlinks dan Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) serta bekerja sama dengan pihak Borouge dan USAID.

Acara penandatangan tersebut dihadiri Wakil Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara, Direktur Eksekutif Perpamsi Subekti, serta Anggota Dewan Pengawas PDAM Kota Denpasar.

Mahaputra mengatakan program WOPs atau Twinning antara PDAM Kota Denpasar sebagai resipien dan Ranhill Malaysia sebagai mentor merupakan program strategis Perpamsi dalam rangka meningkatkan kinerja PDAM se-Indonesia.

Program percontohan DMA di Pulau Serangan dibagi dalam dua kegiatan utama, yakni pemasangan pipa baru dan rekonstruksi sambungan rumah, pemasangan pipa utama baru bertujuan meningkatkan kuantitas tekanan terutama di titik kritis dan kontinuitas layanan untuk semua pelanggan di Serangan.

Dikatakan penataan sambungan rumah bertujuan untuk mengurangi “Non Revenue Water” (NRW/ air tak berekening (ATR)).

Menurut Mahaputra, berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi terhadap DMA percontohan di Serangan, terdapat penurunan NRW atau ATR sebesar 4,03 persen dari 25,99 persen pada tahun 2013 menjadi 21,96 persen pada tahun 2014.

“Kami berharap DMA percontohan yang dibentuk di Pulau Serangan ini bisa menjadi pola dalam mengelola dan mengendalikan kehilangan air serta dapat diterapkan dalam pembentukan-pembentukan DMA selanjutnya di Denpasar, dan dari program WOPs dapat lebih meningkatkan budaya kerja sumber daya manusia serta efisiensi dalam memberikan pelayanan kepada konsumen,” katanya.

Direktur Eksekutif Perpamsi Subekti mengatakan WOPs ini tidak hanya bersifat internasional saja, namun juga nasional. Pihaknya yang bekerja sama dengan WOPs internasional dimana melibatkan Runhill Malaysia, PDAM Kota Denpasar, yang didukung oleh USAID, Waterlinks, Borouge Internasional, dan semua ini merupakan kerja sama antara operator untuk meningkatkan kinerja dari masing-masing PDAM.

Dikatakan kerja sama ini sangat baik dan harus didukung, dimana target air minum di Indonesia saat ini sekitar 25 persen, dan ke depannya akan ditingkatkan menjadi 60 persen.

Kebocoran air di Denpasar dulunya 25 persen dan sekarang turun menjadi 21 persen, tentunya ke depannya diharapkan bisa turun lagi,dan ini sudah cukup bagus. Karena rata-rata kebocoran air di tingkat nasional mencapai 33 persen.

“Harapan kami ke depannya bisa direplikasi, karena DMA ini bisa direplikasi ke tempat lain tidak hanya di PDAM Denpasar saja, tapi juga ke daerah lain,” kata Subekti.

Sementara Senior Vice President Asia South Borouge, Tarmo Raudsepp mengatakan pada tahun 2015, pihaknya sangat bangga menjadi partner dalam penyediaan air minum kepada masyarakat, tidak hanya di Indonesia saja, namun 20 ribu orang di seluruh dunia.

Disinggung masalah angka yang bisa disuplai ke berbagai daerah, kata Raudsepp tidak mau menyebutkannya.

“Karena pada prinsipnya pihaknya hanya ingin meningkatkan kualitas dan bisa memberikan pelayanan sarana air bersih kepada 700 ribu orang di Asia Tenggara,” katanya.AN-MB