Pemkot Motivasi Penyandang Cacat : Wali Kota Ikut Larut Dalam Permainan
Tabanan (Metrobali.com)-
Pemerintah Kota Denpasar memotivasi para penyandang cacat dan anak-anak jalanan untuk bersemangat agar tidak merasa rendah diri di lingkungan masyarakat.
“Sebagai warga masyarakat yang mengalami kekurangan fisik hendaknya dalam pergaulan di masyarakat tidak merasa minder atau rendah diri. Karena sesungguhnya masing-masing indiviu memiliki kelebihan,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan sosial (Disnakertransos) Kota Denpasar Made Erwin Suryadarma Sena di Kebun Raya Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali, Minggu, 20 Mei 2012.
Di sela-sela acara kegiatan “outbound” bersama warga penyandang cacat dan anak-anak jalanan tersebut, ia mengatakan, pemkot memberikan perhatian khusus terhadap warganya yang mengalami cacat fisik, termasuk warga kurang mampu.
“Acara ini sesungguhnya mengajak warga tersebut untuk menumbuhkan semangat hidupnya, meski mereka mengalami kekurangan, seperti tuna rungu, tuna netra dan anak-anak jalanan itu,” kata Erwin Suryadarma.
Acara yang diikuti sedikitnya 100 orang tersebut juga dihadiri Ketua BK3S Kota Denpasar Nyonya Selly Mantra, Wali Kota Ida Bagus Rai Darmawiajaya Mantra, Sekda Kota Denpasar Anak Agung Rai Iswara dan penjabat terkait di lingkungan Kota Denpasar.
Erwin Suryadarma lebih lanjut mengatakan, kegiatan “outbound” ini diawali dengan sembahyang (tirta yatra) di Pura Tirta Bang di kompleks Kebun Raya Bedugul, selanjutnya dilakukan olahraga seperti lari karung, lari bakiyak, makan kerupuk dan nyanyi bersama.
“Kami harapkan melalui kegiatan ini, para penyandang cacat tidak merasa terpinggirkan di lingkungan masyarakat. Bahkan kegiatan ini rencananya akan menjadi agenda rutin setiap tahun,” kata mantan Kabag Humas dan Protokol Pemkot Denpasar itu.
Wali Kota Denpasar IB Rai Darmawijaya Mantra merasa terkesan dengan para penyandang cacat tersebut, karena dengan kegiatan ini mampu mengakrabkan antarsesama dan lingkungan sekitarnya. “Kami akan berupaya memberikan motivasi, sehingga mampu hidupnya mandiri walau dari segi fisik mereka terbatas,” katanya, sembari duduk bersama lesehan dengan para penyandang cacat itu.
Berbagai pelatihan telah dilakukan bagi penyandang cacat, kata dia, seperti pelatihan memijat (massage) bagi para tuna netra. pelatihan elektronik seperti perbaikan telepon seluler dan lainnya. “Ini aset bangsa. Karena itu perhatian terhadap warga harus disamakan dan kemampuannya bisa diberdayakan,” ucapnya.
Ketut Mesir, penyandang tuna netra mengucapkan terima kasih kepada wali kota yang telah memberikan perhatian khusus kepada sesama penyandang cacat tersebut. “Perhatian Bapak Rai Mantra, terhadap kami tak bisa dilupakan. Bahkan dalam beberapa kesempatan seperti ajang Festival Denpasar, kami diberikan tempat (anjungan) dan kesempatan untuk melakukan demo memijat,” katanya. BOB-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.