Rai Mantra12

Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Kota Denpasar terus melakukan strategi dan terobosan dalam mengantisipasi penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang terus menyebar di perkotaan.

“Pemerintah dan masyarakat harus mampu memberantas penyakit DBD tersebut. Karena penyakit tersebut saat ini memasuki siklus lima tahunan kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) secara nasional,” kata Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, saat evaluasi tanggap deman berdarah, Kelompok Kerja Operasional DBD, di Puskesmas I Denpasar Timur, Jumat (13/2).

Ia mengatakan, angka kasus DBD di Denpasar sudah ada penurunan dan tidak mengalami KLB. Namun pihaknya terus melakukan kampanye kebersihan untuk menekan munculnya kasus DBD.

Menurut dia, pemkot bersama masyarakat terus melakukan gerakan memberantas sarang nyamuk Aides Aigefty, baik melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) lewat gerakan serentak (Gertak) hingga “fogging” atau penyemprotan fokus ULV.

“Meski telah melakukan berbagai langkah-langkah penekanan kasus DBD, namun dapat terus melakukan “sosial interpreneurship” di masyarakat dengan meningkatkan partisipasi masyarakat melakukan Gertak PSN di seluruh lingkungan,” katanya.

Evaluasi ini diikuti seluruh camat, kades dan lurah serta kepala puskesmas se-Kota Denpasar.

Rai Mantra menegaskan, dalam menyelesaikan masalah DBD transformasi kepemimpinan dibutuhkan dari tingkat bawah, yaitu kepala dusun, kepala lingkungan, kades/lurah dengan keterlibatan partisipasi masyarakat dalam memberikan pelayanan.

Antara lain pola swadaya penyemprotan fokus ULV yang dilakukan masyarakat Kesiman Kertalangu bersama kepala desa setempat sebagai langkah awal menekan kasus DBD sehingga tidak terjadi KLB. Siklus DBD dari bulan Januari hingga bulan Mei ini dapat melakukan “sosial interpreneurship” melakukan transformasi kepemimpinan tanggap DBD dengan mendekatkan pelayanan dan penyelamatan masyarakat.

“Tentunya berkat partisipasi dan dukungan masyarakat yang sangat tinggi dalam melakukan kewaspadaan dini menekan DBD,” ujarnya.

Di samping itu, juga seluruh kepala desa dan lurah serta kepala puskesmas memiliki jiwa kepemimpinan dengan berorientasi pada kegiatan sosial berbasis kemasyarakatan.

“Pelayanan kesehatan sebagai pelayanan dasar mampu memberikan pengaruh pada Indek Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Denpasar mencapai 79,41 persen sebagai bentuk tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi terhadap pembangunan disegala bidang,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Luh Putu Sri Armini mengatakan DBD disebabkan virus dengue ditularkan gigitan nyamuk yang dapat menimbulkan kematian.

“Jadi virus DBD berbeda dengan virus yang disebabkan melalui penularan seperti flu dan batuk. Dengan demikian pemahaman masyarakat terhadap virus DBD ini dapat terus disosialisasikan, sehingga langkah PSN sangat tepat dilakukan dalam menekan kasus DBD,” katanya.

Berdasarkan data kasus DBD di Kota Denpasar pada Januari 2015 sebanyak 49 kasus, dan hingga 7 Februari sebanyak 23 kasus. Angka tersebut mengalami penurunan dari Januari 2014 sebanyak 103 kasus. AN-MB