Denpasar (Metrobali.com)-
Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mendukung kegiatan “Utsawa Dharma Gita” (UDG) atau nyanyian ayat-ayat suci Agama Hindu bagi penyandang disabilitas.

“Kami mendukung kegiatan UDG bagi penyandang disabilitas dan ajang ini sebagai langkah pelestarian seni budaya,” katanya di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan kegiatan tersebut pada hakekatnya mengandung makna pahala atau melantunkan nyanyian suci yang bersumber dari kitab sastra Agama Hindu dengan intisari menuju kebahagian lahir dan batin.

“Kami apresiasi kegiatan UDG yang diikuti penyandang disabilitas, karena ternyata mereka bisa mengikuti seperti warga normal,” kata mantan Ketua DPD HIPMI Bali.

Rai Mantra mengatakan kegiatan tersebut juga merupakan komitmen dari Pemkot Denpasar untuk melakukan pelayanan sosial serta pelayanan secara inklusif kepada penyandang disabilitas.

“Jadi pelayanan inklusif itu merupakan apa yang bisa dilakukan dan diusahakan dengan baik, pelestarian seni dan budaya bukan hanya dapat dilakukan oleh orang normal saja akan tetapi para penyandang disabilitas juga bisa melakukannya,” ujarnya.

Dikatakannya, partisipasi yang telah dilakukan para penyandang disabilitas di Kota Denpasar dengan menggelar kegiatan UDG sebagai salah satu kegiatan budaya yang nantinya diharapkan dapat memperkuat pelestarian seni dan budaya.

“Pelestarian seni dan budaya tidak ada batas, siapa saja bisa melakukannya selain melestarikan hal tersebut, juga yang terpenting adalah pelestarian aksara dan sastra agama,” katanya.

Menurut Rai Mantra kegiatan UDG diharapkan para peserta dapat memahami tentang aksara serta filsafat-filsafat yang terkandung didalam aksara tersebut, “Ke depannya kami berharap agar pelestarian seni dan budaya melalui UDG ini dapat menginformasikan terlebih dahulu, sehingga semua penyandang disabilitas bisa terlibat di dalamnya dengan berembug sastra,” ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Denpasar, I Gusti Agung Rai Anom Suradi mengatakan kegiatan UDG rutin dilaksanakan Pemkot serta serangkaian HUT Ke-227 Kota Denpasar dengan melibatkan penyandang disabilitas.

Setiap peringatan HUT Denpasar memang memfokuskan kepada pelestarian budaya, dan ini merupakan kepedulian dari Wali Kota Denpasar melalui Dinas Sosial dan Tenaga Kerja guna mewujudkan visi dan misi Pemerintah Kota Denpasar.

“Kami juga menginginkan agar para penyandang disabilitas yang membutuhkan wahana serta media untuk kebersamaan, disini lah mereka bisa untuk ‘metemuwirasa, megenduwirasa’ antarsesama disabilitas serta berbagi cerita dan pengalaman dalam ajang UDG ini,” kata Anom Suradi.

Ketua Panitia UDG yang juga penyandang disabilitas, Ketut Masir, mengatakan kegiatan UDG yang ke-9 diikuti oleh Kabupaten Gianyar, Tabanan, Buleleng, Badung, Klungkung, Jembrana, Karangasem dan Kota Denpasar.

Ia mengatakan kegiatan tersebut digelar selama dua hari, dengan jumlah peserta sebanyak 54 peserta se-Bali. Keterbatasan tidak menjadi halangan dalam melaksanakan kreativitas seperti kegiatan UDG.

Para penyandang disabilitas Kota Denpasar, menurut Masir, telah mampu bersinergi pada kegiatan budaya, seperti anak-anak tuna rungu menari, dan para penyandang tuna netra melakukan kegiatan seni tabuh.

“Kami menginginkan para penyandang disabilitas walau pun kita beda organisasi, tetap satu misi, serta kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Denpasar yang telah memberikan bantuan dan fasilitas kepada kami dalam melakukan aktivitas dan kreativitas,” katanya. AN-MB