Gianyar (Metrobali.com)-
Bathara Turun Kabeh di Pura Besakih setiap Purnama Kedasa, memiliki arti penting bagi umat Hindu Bali, sehingga umat yang hadir selalu membeludak. Pura yang terletak di Desa Besakih, Rendang, Karangasem, juga berada di sisi selatan kaki Gunung Agung. Pura Besakih juga merupakan pura terbesar di Pulau Bali, Pura Besakih atau Pura Penataran Agung terdiri dan 7 mandala yang melambangkan “Sapta Loka” atau tujuh lapisan alam, di tiap-tiap petak terdapat bangunan-bangunan palinggih. “Sebagai pura yang disucikan umat Hindu, dan tonggak perkembangan peradaban Bali, maka kelesatriannya harus dijaga, baik oleh masyarakat maupun pemerintah,” ungkap Wakil Bupati Gianyar, I Made Mahayastra saat melakukan persembahyangan Wali Penganyar terkait Pujawali Bathara Turun Kabeh di Pura Besakih.
Made Mahayastra menyambut baik kebijakan Panitia Pura dan peranan warga Besakih dalam menjaga keberadaan pura. Pemerintah Kabupaten Gianyar selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan pujawali Bathara Turun Kabeh. Wali Penganyar yang dihaturkan Pemerintah Kabupaten Gianyar Selasa (2/4), sebagai salah satu bentuk sujud bakti kepada Tuhan.
Wali Penganyar dihadiri Wakil Bupati Gianyar I Made Mahayastra, Ketua DPRD Kabupaten Gianyar I Made Wardana, dan jajaran Muspida Kabupaten Gianyar.
Pemerintah Kabupaten Gianyar juga menghaturkan punia untuk kelancaran upacara, Punia diterima panitia pujawali Mangku Nyoman Artawan.
Wali penganyar yang dilaksanakan Pemda Gianyar selalu sesak oleh umat yang ikut sembahyang, sampai panitia dibantu pecalang mengatur secara khusus tempat dan lokasi para umat yang mau sembahyang. Serangkaian pujawali yang dimulai sejak Selasa (26/3) akan berakhir Selasa (16/4) mendatang. TRA-MB