Foto : Panglingsir Puri Satria Denpasar yang juga Ketua Dewan Pertimbangan DPD PDI P Bali, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat bersama Calon Gubernur Bali nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra.

Denpasar (Metrobali.com)-

Delapan hari menjelang pencoblosan Pilgub Bali Rabu 27 Juni ini, Panglingsir Puri Satria Denpasar yang juga Ketua Dewan Pertimbangan DPD PDI P Bali, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat kembali mengajak dan mengingatkan masyarakat Bali harus berpikir matang-matang menyalurkan hak suaranya. Jangan sampai salah memilih pemimpin, apalagi pemimpin yang berpotensi ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Coba bayangkan salah satu paslon ini ketangkap korupsi. Habis semua. Habis total. Jangan dah ngomong apa-apa. Kalau sudah ditangkap ya habis sudah,” pesannya untuk masyarakat Bali saat ditemui di Puri Satria Denpasar, Senin (18/6/2018).

Cok Cat juga kembali menegaskan dukungannya kepada Calon Gubernur Bali nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra karena terbukti sebagai sosok pemimpin yang jujur dan bersih. Bahkan ia menyebutkan Rai Mantra sangat tidak mungkin ditangkap karena korupsi.

Hal itu pula yang membuat mantan Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini membelot dari keputusan partai dengan tidak mendukung pasangan I Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace).  Cok Rat menekankan dengan cara “membelot” dari keputusan DPP PDI inilah dirinya menjaga PDI Perjuangan Bali. “Saya akan perbaiki nanti partai ini mumpung nu idup (masih hidup, red). Makanya saya cari calon independen yang notabene tidak mungkin ketangkap lah,” tegasnya. 

Rai merupakan sosok pemimpin yang mendapat berbagai penghargaan nasional dan apresiasi lembaga tinggi negara karena prestasinya mewujudkan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih). Hal ini pula yang membedakan Rai Mantra dengan calon pemimpin yang lainnya. 

Rai Mantra saat menjabat Walikota Denpasar secara terhormat diundang oleh KPK untuk memaparkan prestasi dan  keberhasilan pengelolaan pemerintahan yang bersih di Kota Denpasar. Sementara calon lain malah citranya tercoreng setelah  sempat dipanggil KPK sebagai saksi terkait dengan kasus korupsi.

Di sisi lain, Cok Rat juga  mengaku hendak menetralkan PDI Perjuangan. Kilas balik ke belakang, dirinya mengaku telah mengikuti Pemilu sejak 1955. Terangnya, Pemilu 1955 di bawah Soekarno yang paling jujur. 

“Saat ini ada intimidasi dan permainan IT. Saya ingin rakyat damailah di Bali. Kita calonnya independen. Calon indenpent ini kualitasnya berbeda. Kemungkinan ditangkap juga tidak ada. Kalau Koster yang kemungkinkan ditangkap tinggi,” ucapnya.

Kondisi inilah, tegas Cok Rat yang disebutnya sebagai beban sebagai orang yang mendirikan dan membesarkan PDI Perjuangan Bali. “Apa tidak sedih saya? Berapa yang kena itu (bupati di Bali dari PDIP yang terjerat korupsi, red). Apa itu yang dicari? Saya yang suka berpartai ini apa tidak akan sakit hati?” keluhnya. 

Terkait pilihan terhadap Rai Mantra, Cok Rat mempertanyakan apa salah hal itu dia lakukan. “Kalau saya PDIP lari ke partai lain wajarlah dipecat. Ini apa salahnya? Saya masih PDIP. Apakah saya tidak boleh berbeda? Jadi harus panjang cara berpikir kita demi masa depan Bali,” tegasnya sembari menunjuk dada dan menyebut PDI Perjuangan ada di hatinya.

Pewarta : Widana Daud

Editor      : Hana Sutiawati