Denpasar, (Metrobali.com)

Jika kita merujuk pemikiran cendikiawan ternama Soedjatmoko, pemikiran adalah perluasan batin pemikirnya, bobot pemikiran dan batin Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo mumpuni menjadi pemimpin Indonesia. Hal itu dikatakan pengamat politik Jro Gde Sudibya, Minggu, 1 Oktober 2023 menanggapi diskusi GP di UI dan UGM.

Menurut Jro Gde Sudibya, tidak saja keunggulan dalam sosialisasi, menyimak diskusi hangat GP di UI dan “gayeng” di UGM, berbasis bukti, istilah GP “based on evidence” tentang sejumlah isu: pembrantasan korupsi, reformasi agraria, re focusing anggaran pendidilan, model persekolahan pro rakyat, pengembangan desa berangkat dari keasliannya, penanya dari UI dan UGM yang lugas, cerdas dan berani umumnya puas dengan jawaban GP.

“Jika kita merujuk pemikiran cendikiawan ternama Soedjatmoko, pemikiran adalah perluasan batin pemikirnya, bobot pemikiran dan batin GP mumpuni menjadi pemimpin Indonesia,” kata Jro Gde Sudibya.

Dikatakan, ada beberapa pendapat GP berbasis fakta pembrantasan Korupsi, memberhentikan dua Kepala Dinas yang terbukti korupsi, walaupun belum diputuskan oleh pengadilan dengan kekuatan hukum tetap.

Fakta kebijakan lainnya HP kata Sudibya, pembenahan sistem birokrasi, melalui keteladanan Gubernur, pembenahan berkelanjutan birokrasi, tidak memberikan pekerjaan kepada seorang eselon atas selama tiga bulan yang tidak menjalankan perintah dan berkinerja buruk.

Dan, yang paling menarik adalah Reformasi agraria yang pro “wong cilik” di Cepu dan Blora, melawan secara keras intervensi yang menyebut dirinya “orang kuat” dari Jakarta.

Selanjutnya adalah kebijakan Re focusing anggaran pendidikan, amanah konstitusi yang menetapkan anggaran pendidikan sebesar 20 persen, merupakan dana besar, menurut GP perlu pemokusan kembali untuk peningkatan efektivitas dan kualitas pendidikan.

“Model persekolahan pro orang miskin, tiga SMKN yang telah terbukti berhasil di Jawa Tengah, menaikkan harkat martabat keluarga miskin, akan dijadikan model persekolahan secara nasional,” katanya.

Menjawab pertanyaan sosiolog UGM Dr.Soedjito tentang ide trobosannya dalam peningkatan efektivitas Desa, Gubernur Jawa Tengah dua periode ini, menjawabnya dengan ringan tetapi meyakinkan, jaga keaslian masing-masing Desa, sehingga mereka bisa bergerak dan bertumbuh dengan keaslian itu, koordinasi lebih baik antara Kementrian; Dalam Negeri, Kementrian Desa dan Kemenkeu, dan pemerintah Pusat sebatas membeli rambu-rambu bagi pemerintahan Desa. (Adi Putra)