Pemerintah: Yang Kontra Reklamasi Benoa, Baca Ensiklopedia Dulu deh!

Denpasar, (Metrobali.com) –
Adanya pro dan kontra proyek Reklamasi Teluk Benoa di Bali ditanggapi dengan tegas oleh Advisor Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nurmala Kartini, menurut Antropolog UI ini, pihaknya meminta kepada warga khususnya yang kontra anti dengan kata “reklamasi Benoa” untuk mencari tau arti dari kata Reklamasi terlebih dahulu di ensikopedia.
“Karena dari awal kita sudah punya pandangan negatif terhadap kata Reklamasi ini padahal artinya re itu memulihkan kembali, mendingan baca definisi esklopedia umum dulu deh. Reklamasi itu dilakukan satu cara untuk memperbaiki keadaan sayangnya dari awal kita berpikiran bahwa itu merupakan satu penimbunan padahal bukan,”ujarnya belum lama ini di Kuta.
Bahwa kondisi saat ini masyarakat khususnya di Bali menurutnya, malas untuk mencari tau arti reklamasi, padahal dalam praktiknya di lapangan reklamasi bukanlah satu penimbunan, melainkan satu proses memperbaiki keadaan. “Mereka yang gak tau ini pikirannya pasti negatif, pokoknya nimbun itu reklamasi, padahal bukan seperti itu, anda tidak bisa melakukan reklamasi tanpa satu sistim yang jelas kita sudah melakukan AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan) dan kalau ijin AMDAL itu sudah keluar maka kita harus segera menyelesaikan proyek ini sesuai aturan yang ada, ini ada sistemnya bukan sembarangan, ” tandasnya.
Saat ini, menurut Nurmala pemerintah pusat tidak hanya mengurusi proyek Reklamasi Teluk Benoa saja, melainkan masih banyak reklamasi lain yang akan dilakukan. Seluruh negara kepulauan di dunia bahkan melakukannya, seperti Bangladesh, Turki, Monaco dan masih banyak yang lainnya. Karena apa? Karena kondisi dunia atau akibat perubahan iklim inilah negara kepulauan membutuhkan reklamasi, terlebih pulau Bali.
Selama 7 tahun dia melakukan observasi di Teluk Benoa dan menurut Nurmala tidak ada tempat sekotor Teluk Benoa. Menurutnya, Teluk Benoa sudah mengalami pengeroposan abrasi laut.
“Bayangkan saja disitu semua membuang sampah ke Teluk Benoa, saya pernah lihat ada yang buang kasur dari tembok rumahnya ke Teluk Benoa, coba itu tolong para bupati, jangan ngurusin politik pilkada dulu de, seberapa concern anda? Bisa gak sosialisasikan ini ke masyarakatnya, yang utama sekarang ini adalah pemda harus melakukan komunikasi dengan warganya soal reklamasi, ” beber mantan Dubes Indonesia untuk Argentina ini.
Sambungnya, kewajiban pemerintahlah untuk memberikan pemahaman dasar reklamasi karena ada yang membelokkan sejalan dengan revitalisasi yang berkonotasi negatif. “Dan itulah yang harus kita hilangkan reklamasi itu harus dilakukan bertanggung jawab bahwa ada orang-orang yang melakukan penimbunan itu tidak boleh kita biarkan,” cetusnya. Bahkan data yang disebutnya kini dari 1400 are lahan mangrove hanya tinggal 900 are lahan mangrove yang ada di Bali.
Ditambahkan Manager The Climate Reality Project Indonesia, Amanda Katili Niode, dengan adanya reklamasi nantinya infrastruktur juga terbantu, selain itu kesehatan juga terpelihara dengan baik seperti sampah yang mengitari teluk Benoa sangat mempengaruhi kesehatan. Apalagi sesudahnya, usai reklamasi investor tentunya harus menanam kembali mangrve disekitar Teluk Benoa.
“Sumber mata pencaharian mangrove bisa dijadikan sebagai sumber ekowisata. Dan pemerintah saat ini tengah menggalakkan dua pariwisata yaitu eko wisata dan pariwisata rendah karbon,” ujarnya. SIA-MB
1 Komentar
Begini yaa buk saya ngak tahu apa, saya hanya masyarakat bali yang mencintai bali dan kami juga punya hak berpendapat KMI TAHU TEMPAT KAMI YANG BERTAHUN2 KAMI TEMPATI BUKAN SEBAGAI PENELITI karana ada imbal jasa dan tidak seperti ibu bisa berpendapat itupun karana ada unsur imbalan untuk menggolkan reklamasi diteluk benua dan apapun boleh ibu katakan wajar!!!! dan jangan sekali2 mengkait kaitkan reklamasi teluk benua dengan pilkada tidak ada hubungannya ingat itu. Reklamasi yang akan mau dilakukan diteluk benua sangat2 kami tidak harapkan kenapa PERTAMA sebagai kajian dari universitas udayana yang menjadi rohnya bali udah tidak layak kalo mau mendapatkan data akurat bisa ibu hubungin universitas udayana kenapa mereka menolaknya,kedua gubernur bali pak mangku dengan tegas mengatakan tidak atahu menahu dengan reklamasi diteluk benua padahal sebulannya beliau yg terhormat sudah menandatanganinya,ketiga kami sebagai warga bali yang dominan beragama hindu sangat-sangat mensucikan air dan dampak dari adanya banyak sampah seperi ibu katakan itu akibat membludaknya warga pendatang yang biasa ngak peduli lingkungan kami dan dari pemda yang ngak peduli dan bukan dengan alasan itu teluk benua harus direklamasi,nah sekarang terjadinya reklamasi seperti yang ibu terhormat paparkan kan dari segi positivenya aja apakah sudah mencari apa dampak negativenya,seperti kita tahu insvestor pastilah berkata selalu baik dan akan menjaga apakah fdampaknya nanti mereka akan tanggung coba dilihat sekarang serangan apa kelanjutannya gimana dampak terhadap nelayan disekitarnya gimana dampak arus air lautnya sekarang apakah ada yg bertanggung jawab,kami belom membutuhkan reklamasi dibali bali selatan udah ngak perlu dikembangkan lagi kenapa ngak mereklamasi pantai lebih yang terang2 udah abrosi atau atau yang lainnya atau diluar pulai bali seperti nusatenggara barat dan timur.terus yang keempat dampaknya setelah terjadi reklamasi itu terhadapan budaya kami apakah akan memberi peluang bagi warga yang lain berbondong2 lagi kebali dan apaaa dampaknya kedepan kami akan mulai tergusur oleh mereka yang haus akan kekuasaan kekayaan yang notabena mereka ngak peduli dengan budaya.
yang kelima sebagai pertimbangan kami ngak mau seperti batawi orang betawi udah tergusur oleh pendatang yang perlu ibu ingat PARAWISATA BALI BERLANDASKAN BUDAYA,Jadi kalo mau membangun bali kenapa tidak budayanya yang dikembangkan bukan malah sebaliknya.
Kami dengan tekad puputan MENOLAK REKLAMASI DITELUK BENUA DENGAN APAPUN YANG MENJADI ALASANNYA.karana kami anak cucu kami yang nantinya menanggung semuanya .