Panusunan Siregar (2)

Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah kabupaten/kota dan Provinsi Bali perlu melakukan terobosan untuk meningkatkan pertumbuhan sektor industri manufaktur, termasuk industri mikro dan kecil (IMK) di Pulau Dewata.

“Upaya dan terobosan itu sangat penting, mengingat usaha industri mikro dan kecil dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dan ASEAN Economic Community (AEC),” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Sabtu (14/2).

Ia mengatakan, bersamaan dengan itu sejumlah peluang semakin terbuka dan memberikan kesempatan untuk dikembangkan di sektor industri.

Dengan terintegrasinya pasar global dan semakin ketatnya persaingan, menuntut peran industri manufaktur di Bali agar dapat meningkatkan mutu dan jumlah produk yang dihasilkan.

Selain itu menuntut peningkatan keragaman dan kualitas produk hasil industri, sehingga peran pemerintah daerah sangat penting agar mampu memberikan ruang yang cukup bagi sektor swsta dalam pengembangan industri yang berpeluang diekspor.

Panasunan Siregar mengakui industri mikro dan kecil (IMK) dalam memacu dan mempercepat pembangunan daerah pada era desentralisasi dan globalisasi sekarang ini semakin nyata dan strategis.

Oleh sebab itu komponen masyarakat dan pelaku usaha IMK di Bali akan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang harus dapat dicarikan solusinya yang terbaik.

Pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil di Bali sebesar 8,67 persen pada triwulan IV-2014. Kondisi itu berada di atas pertumbuhan nasional yang tercatat 2,39 persen.

Industri mikro dan kecil Bali mengalami pertumbuhan yang signifikan, jika dibandingkan dengan triwulan III 2014 (q to q), ujar Panusunan Siregar. AN-MB