Jembrana (Metrobali.com)

 

Ny. Putri Suastini Koster didampingi Bupati Jembrana I Nengah Tamba beserta Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jembrana, Ny. Gusti Ayu Ketut Candrawati Tamba
menyerahkan bantuan kepada masyarakat Jembrana terdampak banjir bandang Jembrana , Selasa (18/10).

Bantuan beras diserahkan didua titik pengungsian yakni Penyaringan serta Biluk Poh Kelurahan Tegalcangkring dengan total bantuan sebesar 2,1 ton beras. Sementara untuk warga yang tinggal dalam pengungsian dikecamatan Melaya diserahkan secara simbolis.

Selain bantuan, Ny Putri Koster juga meninjau langsung warga tinggal dipengungsian terdampak banjir bandang. Ia juga meninjau fasilitas dapur umum yang disediakan untuk melayani logistik warga. Bahkan istri Gubernur Bali ini ,menyempatkan diri makan siang bersama sama warga yang yang tengah mengungsi.

” Ketika terjadi musibah, masyarakat tidak sendirian. Pemerintah sudah memberi perhatian.Bapak Gubernur sendiri sudah berkoordinasi dengan bapak Bupati, jadi apa yang dibutuhkan, apa yang bisa dilakukan oleh Pemkab, dan apa yang harus dilakukan oleh Pemprov. Mudah mudahan apa yang kita serahkan hari ini dapat membantu ,” ujar Putri Koster.

Lebih lanjut, Ny Putri Koster mengatakan saat ini bersama pemerintah daerah tengah mencari solusi agar warga pengungsian mendapat tempat tinggal yang layak.
” Pemerintah mungkin secara seketika belum bisa menyediakan rumah yang layak untuk masyarakat.
Maka saya sarankan kepada bupati untuk sementara mencari dilingkungan ini keluarga keluarga yang bisa dititipkan . Kasian kalo lama lama tinggal dipengungsian. Kita khawatirkan mereka jatuh sakit, utamanya lansia. Jadi satu kelurga menampung satu keluarga, ” ujar Ny Putri Koster.

Ia juga berpesan kepada camat terkait, agar mencari 60 keluarga yang mau mengajak 60 keluarga untuk tinggal bersama. Sementara urusan logistiknya akan dibantu pemerintah.

Sementara Bupati Jembrana I Nengah Tamba dihadapan warganya yang tinggal dalam pengungsian, menyebut banjir tahun ini terparah dibandingkan kejadian serupa empat tahun yang lalu .
Musibah menurutnya , tidak diharpakan terjadi oleh siapa saja. Namun Ia bersama jajaran berusaha sekuat tenaga untuk mencari solusi sekaligus membantu warga terdampak.

” Kita tidak pernah menginginkan terjadi hal seperti ini, 4 tahun lalu di tahun 2018.
Kemarin saya juga sudah langsung mengadakan rapat dengan dinas PU Provinsi dan Balai termasuk seluruh kepala dinas kemarin saya minta tidak ada yang berkantor.
Semua turun kemasyarakat. Banjir tidak hanya terjadi disini, di desa Yehembang, di Jembrana hingga di Melaya juga terjadi banjir,” ucap Bupati Tamba.

Bencana ini disebutnya faktor utama memang karena alam, namun faktor lainnya juga karena adanya masyarakat merambat hutan.
Terbukti dari material banjir yang terbawa banyak kayu yang hanyut sudah membuktikan adanya penebangan pohon untuk alih fungsi hutan.

” Saya sudah peringatkan ketua kelompok tani hutan, nanti akan saya kumpulkan masyarakat yang memanfaatkan hutan.
Apabila masih terjadi banjir saya akan cabut hak untuk pengelolaan hutan. Saya akan berkoordinasi dengan bapak gubernur karena ijin hak pengelolaan hutan oleh pemerintah provinsi,” tegas Bupati.

Terkait tempat tinggal warga terdampak, bupati mengatakan akan melakukan pendataan terlebih dahulu.
Apabila sudah dinyatakan aman , maka warga yang rumahnya masih baik bisa kembali dan tinggal disana. Bupati juga menjamin akan kondisi kesehatan masyarakat termasuk makanan minuman mereka selama tinggal dipengungsian.
” Terpenting sudah terdata sehingga nanti bantuan dapat disalurkan. Saya juga menerima keluhan karena tempat tinggal sudah tidak bisa ditempati. Solusi ini akan coba kita cari . Termasuk berkordinasi dengan bapak Gubernur ,juga dengan pemerintah pusat,” beber bupati.

Sumber : Humas Jembrana

Editor : Sutiawan