Slamet Soebjakto

Jakarta (Metrobali.com)-

Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong pencapaian peningkatan produksi perikanan budidaya sehingga ditargetkan dapat meningkat dua kali lipat pada tahun 2019 sebesar 40 juta ton dibanding saat ini.

“Target yang ditetapkan ini merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi dan dicapai,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (28/11).

Menurut Slamet, pencapaian peningkatan produksi tersebut akan dilaksanakan melalui penerapan teknologi yang efisien, efektif, dan ramah lingkungan, serta mendorong munculnya wirausahawan baru di berbagai daerah.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP mengingatkan bantuan permodalan serta prasarana dan sarana budidaya yang diberikan melalui PUMP (Pengembangan Usaha Mina Pedesaan) Perikanan Budidaya selama empat tahun terakhir sudah menunjukkan hasil yang memuaskan dan memiliki korelasi positif dalam mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya.

“Sejak tahun 2011–2013, sebanyak 9.730 paket PUMP Perikanan Budidaya telah disalurkan dan 85 persen berhasil memunculkan wirausahawan baru di bidang perikanan budidaya. Pencapaian ini akan terus di tingkatkan pada tahun 2014 untuk mendukung pencapaian produksi perikanan budidaya,” paparnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan, pihaknya fokus untuk meningkatkan produksi ikan gurame yang merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan bagi KKP.

“Salah satu komoditas yang didorong untuk ditingkatkan produksinya adalah gurame,” kata Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (27/10).

Menurut Slamet, gurame merupakan salah satu komoditas utama perikanan budidaya yang mampu menjadi tumpuan bagi peningkatan perekonomian daerah.

Hal itu, ujar dia, antara lain karena nilai jual gurame tergolong cukup tinggi sehingga dinilai dapat meningkatkan kesejahteraan pembudidaya.

“Budidaya gurame bisa dilakukan melalui beberapa segmen mulai dari produksi telur sampai ke produksi ikan konsumsi. Dan ini tentu saja melibatkan dan menyerap banyak tenaga kerja,” katanya.

Dengan demikian, ia berpendapat bahwa hal juga akhirnya mampu menggerakan perekonomian daerah, khususnya di sejumlah kawasan sentra gurame seperti di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. AN-MB