macetSemarang (Metrobali.com) –

Terjebak dalam kemacetan parah dengan “urusan belakang” mendesak namun peturasan (toilet) tidak ada. Sungguh sangat tidak menyenangkan dan menyiksa, serta kondisi itu acap terjadi di tengah macet-macetan mudik Lebaran kali ini.

Karena itulah pemerintah diminta menyediakan toilet portabel di titik-titik rawan kemacetan lalu-lintas yang terjadi akibat kepadatan kendaraan pada arus mudik dan arus balik Lebaran tiap tahun.
Laporan suatu radio swasta menyatakan, untuk dapat masuk kapal penyeberangan di Pelabuhan Merak, Banten, mobil harus membuang waktu sekitar enam jam dalam antrian. Di tol Pejagan, Jawa Tengah, bahkan kendaraan terjebak kemacetan sampai belasan jam.

“Ke depan, pemerintah harus menyiapkan fasilitas untuk buang air kecil dan buang air besar bagi pemudik yang terjebak macet,” kata Ketua Bidang Kepanduan dan Olahraga Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera Jawa Tengah, Amir Darmanto, saat dihubungi melalui telepon di Semarang, Rabu (6/7).

Menurut dia, fasilitas dari pemerintah berupa toilet portabel yang ditempatkan tiap beberapa kilometer itu sangat menolong bagi para pemudik saat terjebak dalam kemacetan lalu lintas.

“Pemudik yang terjebak macet hingga belasan jam itu bisa dipastikan kelelahan, stres, dan dehidrasi,” ujarnya.

Ia mengungkapkan seorang pemudik diketahui meninggal dunia karena diduga kelelahan setelah terjebak dalam kemacetan parah arus mudik Lebaran 2016 di pintu keluar tol Brebes Timur, Senin (4/7).

Setelah turun dari bus Sumber Alam dengan tujuan ke Yogyakarta, korban sempat singgah di Posko Mudik PKS Kabupaten Brebes dan untuk buang air kecil, namun korban pingsan sebelum masuk toilet.

Mengetahui hal itu, tim kesehatan dan kepanduan yang bertugas di posko mudik dengan sigap langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa ke puskesmas karena kondisi korban yang kritis.

“Kami sudah berusaha menolong menyelamatkan nyawa Ibu Suharti (50) yang kelelahan tapi tidak berhasil,” katanya. Sumber : Antara